Hidayatullah.com–Menteri Pertahanan Israel mengatakan pada hari Selasa, (15/12/2015) bahwa tidak ada cukup bukti untuk mengadili tersangka dalam serangan pembakaran mematikan di keluarga Dawabisyah (Dawabsheh) Tepi Barat pada bulan Juli.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengatakan kepada radio militer bahwa ia menganggap serangan bom api di desa Duma yang menewaskan balita dan kedua orang tuanya serta meninggalkan anak yang terkena luka bakar parah sebagai “aksi teroris Yahudi”.
Ia menambahkan, bagaimanapun, bukti masih kurang, hampir lima bulan sejak serangan bom api tersebut pada 31 Juli, meski terdapat penangkapan baru-baru ini dalam kasus tersebut.
“Kami tahu siapa yang bertanggungjawab atas aksi terorisme ini, tapi tidak punya cukup bukti untuk mengadilinya,” kata Yaalon.
Zionis-Israel berada dibawah tekanan untuk segera mengadili mereka yang bertanggungjawab atas pemboman api yang mengenaskan tersebut, juga dengan beberapa kelompok HAM yang mempertanyakan lambatnya penyelidikan dan betapa kontrasnya hal tersebut dengan reaksi cepat terhadap beberapa serangan yang dilakukan orang Palestina.
Pada tanggal 3 Desember, otoritas Israel mengatakan mereka telah menangkap beberapa tersangka ektremis Yahudi atas serangan tersebut.
Mereka belum diidentifikasi secara terbuka dan belum ada indikasi mereka dikenai denda.
“Dakwaan menjadi sesuatu yang jarang saat tentara Israel atau pemukim melakukan kekerasan terhadap warga Palestina dan investigasi bisa bertahan selama bertahun-tahun sebelum ditutup, (yang akhirnya) membebaskan pelaku melakukan kesalahan,” kata Brad Parker, pengacara dan petugas advokasi Internasional di Pertahanan untuk Anak Internasional di Palestina.
Ali Saad Dawabsheh, 18 bulan dan kedua orangtuanya terbunuh dalam serangan tersebut. Hanya Ahmad, putra mereka yang berumur 4 tahun yang selamat. [Baca: Kejam! Kejahatan Baru Ekstrimis Yahudi Bakar Bayi Palestina]
Sebuah bintang David dan kata bertuliskan “balas dendam” dan “hiduplah Mesias” dalam bahasa Ibrani dengan cat semprot di sebuah dinding dekat rumah kecil keluarga tersebut.
Serangan itu menarik perhatian baru terhadap ekstrimisme Yahudi dan bukti tuduhan bahwa Israel tidak becus dalam mencegah tindakan kekerasan tersebut.
Serangan kejam Yahudi setidaknya membuat semua penghuni akhirnya meninggal dunua. Sa’id (ayahnya), Riham Dawabisyah (ibunya), dan Ali (sang adik yang usianya 1,5 tahun) meninggal akibat luka bakar serius.[Baca: Ibunda Bayi Yang Rumahnya Dibakar Ektrimis Yahudi Akhirnya Gugur]
Bekas kekejaman ektremis Yahudi ini hanya menyisahkan Ahmad Riham yang kini yatim-piatu.* [Baca: Kisah Ahmad Kecil Yatim Piatu Akibat Ulah Ektrimis Yahudi]