Hidayatullah.com—Liga Arab hari Jumat (11/3/2016) secara resmi menyatakan kelompok syiah asal Libanon, Hizbullah, sebagai organisasi teroris, menyusul Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang pada 2 Maret lalu mengambil keputusan yang sama.
Penetapan Hizbullah sebagai organisasi teroris diambil dalam pertemuan menteri-menteri luar negeri Liga Arab di markasnya di Kairo, lapor kantor berita resmi Mesir MENA, seperti dilansir Associated Press.
Amerika Serikat dan Uni Eropa sudah lebih dahulu menyatakan kelompok Syiah itu sebagai organisasi teroris, namun hanya terbatas pada sayap militernya saja. Eropa masih mengakui partai politik Hizbullah, yang sekarang bagian dari koalisi pemerintah Libanon, sebagai organisasi legal.
Di Kairo, Dubes Arab Saudi Ahmad Qattan mengatakan kepada stasiun televisi Al-Arabiya bahwa dalam pengambilan keputusan itu Libanon dan Iraq menyatakan abstain.
Sebelumnya pada hari Jumat, delegasi Arab Saudi melakukan walk out dari ruang pertemuan sebagai pernyataan protes atas pidato Menteri Luar Negeri Iraq Ibrahim Al-Jaafari yang memuji Hizbullah dan kelompok-kelompok bersenjata Syiah sebagai “gerakan perlawanan.”
Sebagaimana diketahui, pasca digulingkannya pemerintahan Saddam Hussein, Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan di Iraq ke tangan politisi Syiah, yang hingga sekarang menguasai Baghdad dan menjadi sekutu Iran serta rezim Syiah Suriah pimpinan Bashar Al-Assad.
“Saya hanya akan menyebut Hizbullah sebagai sebuah gerakan pelawanan dan menolak tuduhan atas Pasukan Mobilisasi Rakyat (sebuah kelompok bersenjata Syiah Iraq) dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya,” kata Al-Jaafari kepada harian Al-Ahram.
Berbicara kepada para reporter usai pertemuan di Kairo itu, Menteri Luar Negeri Libanon Gibran Bassil mengatakan pelabelan Hizbullah sebagai organisasi teroris bertentangan dengan traktat Arab dalam memerangi terorisme, yang membedakan kelompok perlawanan dengan terorisme.
“Hizbullah adalah sebuah partai Libanon yang memiliki banyak perwakilan di parlemen dan kabinet … Alamiahnya kami tidak dapat menerima Hizbullah disebut sebagai sebuah organisasi teroris,” kata Bassil.
Beberapa jam sebelum GCC membuat keputusan menyatakan Hizbullah sebagai organisasi teroris, pemimpin kelompok bersenjata Syiah itu, Hassan Nasrallah, mengecam sikap Arab Saudi terhadap Libanon.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Arab Saudi pada bulan Februari membatalkan bantuan militernya senilai $4 miliar kepada pemerintah Beirut. Satu dari kesepakatan bantuan militer itu berupa kesediaan Arab Saudi membayar $3 miliar untuk membeli persenjataan dari Prancis yang akan digunakan oleh militer Libanon. Sisanya $1 miliar akan dipergunakan untuk keperluan Kepolisian Libanon.
Sikap tegas yang diambil Pemerintah Riyadh terkait dengan sikap pemerintah Beirut –yang di dalamnya juga terdapat politisi Syiah dari Partai Hizbullah– yang cenderung berpihak kepada negara Syiah Iran dalam konflik regional saat ini.*