Hidayatullah.com–Seperti yang dijanjikan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menanggung biaya pengungsi Muslim Rohingya, Turki hari Selasa mengumumkan pengiriman bantuan pertama akan dilakukan setelah rezim Myanmar memberikan izin.
Pengumuman pengiriman bantuan ke barat daya Myanmar, di mana ratusan Muslim etnis Muslim Rohingya meninggal setelah rezim militer negara itu melakukan aksi kekerasan, dalam 10 hari terakhir.
Juru bicara Erdogan Ibrahim Kalin, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa izin dari Myanmar terjadi beberapa jam setelah diskusi telepon Presiden Recep Tayyip Erdoğan dengan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi mengenai pelanggaran hak asasi manusia baru-baru ini di Rakhine.
“Pemerintah Myanmar mengizinkan perwakilan dari TİKA (Badan Koordinasi dan Bantuan Turki) untuk memasuki wilayah konflik dan mendistribusikan 1.000 ton bantuan pada tahap pertama,” bunyi pernyataan tersebut.
“Setelah diskusi yang diadakan presiden kami dengan mitranya dari Myanmar, akhirnya Myanmar mengizinkan TİKA sebagai lembaga bantuan asing pertama yang memasuki wilayah tersebut. Untuk permulaan, 1.000 ton bantuan akan dikirim, “kata Kalın dikutip media Turki, Yenisafak.
Baca: Turki Kirim Angkatan Lautnya Bantu Cari Pengungsi Muslim Rohingya
Langkah tersebut membuat TİKA menjadi agen bantuan asing pertama yang mendapat izin dari pemerintah untuk memasuki wilayah tersebut sejak kekerasan terakhir dimulai pada 25 Agustus, kata Kalın.
Dia mengatakan bahwa bantuan tersebut akan didistribusikan oleh helikopter militer bersamaan dengan pemerintah negara bagian Rakhine karena ketidakpastian dan masalah keamanan berlanjut di wilayah tersebut.
Paket bantuan darurat berisi nasi, ikan kering, dan pakaian, menurut ajudan Erdoğan.
Dia menambahkan bahwa badan bantuan Turki akan terus memasok bantuan, termasuk makanan, pakaian, dan obat-obatan, di wilayah tersebut bekerjasama dengan pemerintah daerah.
Dia menyoroti bahwa seorang delegasi Turki, termasuk Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu dan kepala TİKA Serdar Cam, akan mengunjungi distrik Cox’s Bazar di Bangladesh, di mana ribuan orang Rohingya telah berlindung dalam 10 hari terakhir.
Kalın mengatakan bahwa Turki berencana untuk awalnya mendistribusikan bantuan kepada 100.000 keluarga dalam koordinasi dengan pemerintah Bangladesh dan Myanmar.
Erdogan mengatakan kepada pemimpin de facto Myanmar bahwa serangan terhadap etnis Muslim Rohingya yang meningkat menyebabkan “keprihatinan mendalam” masyarakat internasional, khususnya di negara-negara Muslim.
Suu Kyi menghadapi kritik besar di seluruh dunia, terutama dari negara-negara mayoritas Muslim, untuk menghentikan kekejaman Muslim Rohingya.
Baca: Bahas Kekerasan di Myanmar, Erdogan dan Menlu Turki Kontak Negara Muslim
Sementara itu, aksi kekerasan yang menjurus genosida terhadap etnis Muslim Myanmar terus menuai kecaman internasional.
Aksi demonstraasi besar-besaran meledak di Chechnya, Turki, sebagian Eropa, Malaysia dan Indonesia menyusul aksi kekerasan militer Myanmar yang didukung biksu Buddha, melawan etnis minoritas Muslim Rohingya.
Erdogan mengatakan kepada Suu Kyi bahwa kekerasan terhadap komunitas Muslim Rohingya adalah pelanggaran hak asasi manusia dan umat Islam di seluruh dunia mengkhawatirkannya, kata sumber Kepresidenan tersebut.
Sementara itu, isteri Presiden Recep Tayyip Erdoğan, Emine Erdoğan, hari Kamis direncanakan terbang ke Bangladesh untuk melawat kamp-kamp tempat pengungsi etnis Muslim Arakan yang melarikan diri dari pembunuhan beramai-ramai militer Myanmar.*