Hidayatullah.com– Ribuan Muslim di seluruh Ethiopia dalam beberapa hari terakhir memprotes pembakaran empat masjid wilayah Amhara seperti yang dilaporkan Al Jazeera pada Selasa (24/12/2019).
Serangan pada Jumat di kota Motta, lebih dari 350 km ke utara dari ibu kota Addis Ababa, juga menarget toko-toko milik Muslim. Warga Muslim telah mendesak para pelaku untuk diadili.
Perdana Menteri Abiy Ahmed menyebut serangan tersebut “upaya oleh ekstremis untuk menghancurkan sejarah toleransi dan koeksistensi agama yang kaya negara kami”. Kerusuhan etnis baru-baru ini di beberapa bagian negara itu terkadang berubah menjadi kerusuhan agama.
Ulama Muslim Kamil Shemsu pada Selasa mengatakan pada kantor berita The Associated Press bahwa ada “aktor-aktor politik yang ingin mengadu domba satu agama dengan agama lainnya” dan menyalahkan peran negatif aktivis dan video-video yang disebarkan secara online.
Pemerintah regional Amhara mengatakan mereka telah menangkap 15 tersangka sehubungan dengan serangan tersebut. Komandan kepolisian Jemal Mekonnen mengatakan pada media pemerintah serangan tampaknya dipicu oleh berita kebakaran sebuah gereja Orthodox beberapa hari sebelumnya.
Pemerintah regional juga dikritik karena respons lambat mereka dan ketidakmampuan mereka menghentikan serangan yang serupa.
Banyak komunitas di seluruh Ethiopia, termasuk di Addis Ababa, menyaksikan demonstrasi-demonstrasi.
Perselisihan agama
Sementara kekerasan etnis telah menjadi masalah yang terus-menerus terjadi di bawah kepemimpinan Abiy, kerusuhan baru-baru ini tampaknya sebagian dimovitasi oleh agama.
Selama beberapa hari kekerasan di wilayah Oromia pada Oktober yang membunuh lebih dari 80 orang, dilaporkan terjadi serangan terhadap masjid dan gereja Kristen Ortodox.
Namun para analis memperingatkan bahwa konflik yang tampaknya berakar pada agama juga seringkali dipicu oleh perselisihan tanah, etnis, dan masalah lain.
Muslim membentuk sekitar sepertiga dari populasi 110 juta Ethiopia, yang kedua ditempati Kristen Ortodox yang membentuk 40 persen, menurut sensus terakhir yang dilakukan pada tahun 2007.
Tetapi Muslim jauh lebih sedikit di Amhara, wilayah terpadat kedua di mana Kristen Ortodox berjumlah sekitar 80 persen dari total populasinya.
Serangan terhadap masjid-masjid dikecam oleh Gereja Ortodox dan Dewan Tertinggi Urusan Islam Ethiopia, Fana Broadcasting melaporkan.*