Hidayatullah.com—Sebanyak 29,3 juta rekaman gambar pelecehan anak ditemukan dihapus dari konten internet pada tahun 2021. Menurut The Guardian , data dari organisasi nirlaba AS, National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) menemukan peningkatan 35 persen sejak 2020.
Pusat studi tersebut menjelaskan bahwa peningkatan laporan tidak selalu menimbulkan kekhawatiran dan dapat mewakili peningkatan upaya di pihak platform media sosial. “Jumlah laporan yang lebih tinggi dapat menunjukkan berbagai hal termasuk jumlah pengguna yang lebih besar di platform atau seberapa kuat upaya penyedia layanan elektronik (ESP) dalam mengidentifikasi dan menghapus konten negatif,” katanya.
NCMEC memuji ESP karena mengidentifikasi dan melaporkan konten sebagai prioritas dan mendorong semua perusahaan untuk meningkatkan pelaporan mereka ke NCMEC. Laporan ini penting untuk membantu menjauhkan anak-anak dari situasi berbahaya dan menghentikan pelecehan lebih lanjut.
Sebagian besar laporan yang dibuat ke NCMEC berasal dari Facebook dengan catatan 22 juta gambar pelecehan anak, Instagram (3,3 juta) dan WhatsApp (1,3 juta). Google (875.783), Snap (512.522), dan jejaring sosial dewasa, OnlyFans (2.984), 2021. Raksasa teknologi, Apple, meskipun menjalankan platform perpesanan dan layanan berbagi foto, hanya melaporkan 160 gambar pelecehan anak selama periode tersebut.
Kepala Kebijakan Daring Keselamatan Anak Andy Burrows mengatakan jumlah laporan pelecehan anak yang diterima oleh NCMEC tahun lalu adalah pengingat skala pelanggaran yang terjadi secara online serta risiko yang dihadapi kelompok tersebut saat menggunakan media sosial.
Untuk Meta’s Head of Global Security, Antigone Davis, pihaknya melaporkan begitu banyak konten kekerasan terhadap anak karena bekerja keras untuk menemukan dan menghapusnya di semua platform. Jelas, ini adalah komitmen berkelanjutan untuk melindungi anak-anak secara online.
Namun, kata dia, upaya tersebut tidak bisa dilakukan sendiri karena sudah saatnya semua perusahaan industri menginvestasikan lebih banyak dana untuk bekerja sama mencegah konten terkutuk. “Kami telah menyediakan teknologi pelacakan kepada semua perusahaan teknologi yang membutuhkan investasi dari semua pihak di industri,” katanya.*