Hidayatullah.com–Aktivis berkebangsaan Swedia, Benjamin Ladraa, terus melanjutkan perjalanannya menuju Palestina, 200 hari setelah dia mulai berjalan dari rumahnya di kota Gothenburg lapor Middle East Monitor (MEMO) pada Senin 19 Februari 2018.
Ladraa telah berjalan melalui Slovakia, Austria, Slovenia dan Kroasia serta melakukan perjalanan kembali ke Swedia untuk sebentar menghabiskan masa liburan dengan keluarganya. Selama enam bulan perjalanannya, dia saat ini sedang berjalan melalui Serbia.
“Sejauh ini saya telah berjalan 2.000 kilometer dan Saya sudah setengah melewati Serbia,” Ladraa mengatakan pada MEMO.
“Saya mendapat kehormatan dengan bertemu seorang wanita yang sangat baik di Zagreb, ibukota Kroasia, yang menemaniku hingga ke Novi Sad di Serbia. Berjalan melalui Slovania di Kroasia merupakan pengalaman yang menyenangkan, orang-orang akan selalu mengundang kami berdua ke rumah mereka dan memberi kami makanan dan membuat kami merasa diterima.”
Baca: Enam Bulan Jalan Kaki Menuju Palestina Meminta Maaf atas Terbitnya Deklarasi Balfour
Ladraa telah bertemu dengan banyak pendukung Palestina melalui perjalanannya, serta sejumlah pengungsi Palestina yang telah terusir oleh penjajahan. Dia menceritakan sebuah kisah tertentu di mana dia bertemu dengan seorang berkebangsaan Palestina yang sedang menuju Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengajukan kasus melawan Israel.
“Di Kroasia Saya juga ditemani oleh seorang laki-laki Palestina dari Gaza selama beberapa hari sebelum dia memutuskan untuk pergi ke ICC dan menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan dan pembunuhan massal yang dilakukan oleh pasukan Israel pada 2014.
Sembilan anggota keluarganya terbunuh selama 51 hari kengerian yang menimpa rakyat Gaza, jadi Saya sangat mengerti mengapa dia menginginkan keadilan sejak tidak ada seorangpun yang menerima hukuman atas kejahatan yang dilakukan, sejauh yang saya tahu,” katanya.
Ladraa memulai perjalanannya untuk meningkatkan akan penjajahan Israel yang sedang terjadi, dan karena perjalanannya semakin terkenal, dia seringkali diundang untuk memberikan kuliah dan wawancara pers terkait situasi rakyat Palestina.
“Setibanya di Belgrade Saya disambut oleh komunitas Palestina di sana dan kedutaan besar Palestina,” kenang dia. “Dua hari lalu Saya menerima sambutan yang hangat di Kragujevac dengan sekitar 20 orang datang untuk menyambutku dan berjalan bersamaku dengan membawa bendera-bendera. Saya kemudian berpidato di fakultas hukum di sana yang juga sangat menerima dengan baik.”
Baca: Misi “Perahu Wanita ke Gaza” Mulai Berlayar dari Barcelona
Beberapa anggota masyarakat juga mengambil bagian dengan menemani Ladraa dalam perjalanannya, dengan video-video memperlihatkann dia dikelilingi oleh para pendukung.
“Saya bertemu dua warga Palestina yang memutuskan untuk berjalan denganku melewati Serbia. Sayangnya salah satu dari mereka terluka setelah beberapa hari jadi mereka memutuskan kembali untuk beristirahat. Kami memecahkan rekor kilometer berjalan saya dalam sehari dan mencatat rekor baru, 51 kilometer. Itu mungkin alasan dia terluka haha [sic].”
Meskipun telah berjalan selama hampir semusim dingin penuh, Ladraa tetap positif dan menikmati sebagian besar pengalaman perjalanannya sejauh ini.
“Secara keseluruhan Saya diperlakukan dengan sangat di negara-negara yang saya kunjungi sejauh ini dan masih sangat termotivasi dan bersemangat. Saya berada di desa Pojate di sebuah hostel kecil yang bagus. Besok Saya akan berjalan sekitar 40 kilometer jadi Saya akan tidur lebih awal malam ini,” ucapnya menutup percakapan ketika dia sedang berjalan menuju perbatasan Bulgaria.
Pria berumur 24 tahun itu memutuskan melakukan perjalan tersebut sebagai peringatan seratus tahun Deklarasi Balfour yang memberikan legitimasi internasional pada proyek Zionis sehingga menyebabkan terciptanya Negara Israel dan pengusiran hampir satu juta rakyat Palestina pada 1948.*/Nashirul Haq AR