Hidayatullah.com-Pihak berwenang Afghanistan sedang menginvestigasi laporan mengenai penjaga perbatasan Iran yang menyiksa puluhan imigran dan melemparkan mereka ke dalam sungai untuk mencegah mereka masuk ke Iran.
Kementrian luar negeri Afghanistan mengatakan pada Sabtu bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut, sementara seorang pejabat kepresidenan mengatakan setidaknya 70 WN Afghanistan yang ingin menyeberang ke Iran dari provinsi Herat “dipukuli dan didorong ke sungai Haridud,” menurut Reuters.
Lembah sungai Haridud terbagi menjadi tiga bagian yang dimiliki masing-masing oleh Afghanistan, Iran dan Turkmenistan.
Para dokter di Rumah Sakit Distrik Herat mengatakan pada Reuters mereka telah menerima jasad imigran Afghanistan, yang beberapa diantaranya ditemukan tenggelam lapor Middle East Eye (MEE).
“Sejauh ini, lima mayat telah dipindahkan ke rumah sakit. Dari mayat-mayat ini, jelas bahwa empat diantaranya meninggal karena tenggelam,” kata Aref Jalali, kepala Rumah Sakit Distrik Herat.
Konsulat Iran di Herat membantah tuduhan penyiksaan dan kemudian menenggelamkan puluhan pekerja migran Afghanistan oleh polisi perbatasan.
“Penjaga perbatasan Iran belum menangkap satupun WN Afghanistan,” konsulat mengatakan dalam pernyataannya pada Sabtu. Pejabat kedutaan besar Iran di ibukota Afghanistan, Kabul, belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Seorang WN Afghanistan, Noor Mohammad, mengatakan dia adalah satu dari 57 WN Afghanistan lain dari Distrik Gulran di Herat yang ditangkap oleh penjaga perbatasan Iran pada Sabtu ketika mereka berusaha menyeberang ke Iran untuk mencari pekerjaan.
“Setelah disiksa, tentara Iran melemparkan kami semua ke sungai Harirud,” kata Mohammad kepada Reuters.
Shir Agha, yang mengatakan dia juga selamat dari kekerasan, mengatakan setidaknya 23 dari 57 orang yang dilemparkan oleh tentara Iran ke sungai tewas.
“Tentara Iran memperingatkan kami bahwa jika kami tidak menjatuhkan diri ke dalam air, kami akan ditembak,” kata Agha.
Para pejabat lokal Afghanistan mengatakan itu bukanlah yang pertama kalinya WN Afghanistan disiksa dan dibunuh oleh polisi Iran yang menjaga perbatasan sepanjang 920 km itu.
Dalam sebuah ciutan di twitter kepada para pejabat Iran, gubernur Herat, Sayed Wahid Qatali, mengatakan: “Orang-orang kami bukan hanya beberapa nama yang Anda lemparkan ke sungai. Suatu hari kami akan meminta pertanggungjawaban.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Insiden ini dapat memicu krisis diplomatik antara Iran dan Afghanistan pada saat pandemi virus corona telah mendorong eksodus massal para migran Afghanistan dari Iran dengan banyak tes positif untuk Covid-19.
Hingga 2.000 warga Afghanistan setiap hari melintasi perbatasan dari Iran, hotspot virus corona global, ke Herat.
Hingga hari Ahad (3/5), sedikitnya 541 orang yang terinfeksi berasal dari provinsi Herat, yang mencatat 13 kematian, dengan mayoritas kasus positif ditemukan di antara orang-orang Afghanistan yang kembali dari Iran, kata Rafiq Shirzad, juru bicara kementerian kesehatan di Herat.*