Hidayatullah.com–Pemantau senjata kimia dunia mengatakan hari ini ia agak ‘terganggu’ dengan tuduhan penggunaan bahan kimia beracun di Aleppo setelah berpuluh orang terpaksa dirawat karena masalah pernapasan di kota pertempuran utama Suriah itu.
“Kami agak terganggu dengan tuduhan terbaru penggunaan bahan kimia beracun di Aleppo. Dakwaan seperti itu diambil secara serius. Penggunaan senjata kimia oleh siapa, di mana saja dan apa juga keadaan tidak dapat diterima,” kata Direktur Jenderal Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), Ahmet Uzumcu dikutip AFP.
Pemantau Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan, lebih 70 orang mengalami sesak nafas semalam setelah helikopter rezim Bashar al Assad menjatuhkan bom barel di daerah kelompok oposisi, di kawasan pinggiran Kota Aleppo, Suriah utara.
SOHR mengatakan, bom itu menyebabkan penduduk terpaksa mendapat perawatan, menambahkan banyak yang menjadi sasaran adalah warga sipil.
Pusat Media Aleppo milik oposisi mengatakan dalam Twitter, wilayah Sukkari menjadi sasaran serangan gas klorin. Kepala SOHR, Rami Abdel Rahman gagal mengkonfirmasi tuduhan itu, namun tidak ada terbunuh dalam serangan tersebut.
Seorang penduduk Sukkari berkata, “bau sangat kuat” memenuhi kawasan itu setelah ia diserang bom barel dan dia serta yang lain mengalami kesulitan bernapas ujarnya dikutip AFP.
PBB dalam pernyataan Rabu (07/ 8/2016), mengatakan, upaya pasukan Rezim Bashar Assad mengepung Aleppo, sebagai berlangsungnya kembali perang yang brutal.
Dalam laporan ke-12 tentang Suriah, disebutkan sekitar 600.000 orang hidup dalam pengepungan dengan 300.000 terperangkap di kota Aleppo
Dewan Keamanan PBB resmi peluncuran Mekanisme Investigasi Gabungan (JIM) untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam penggunaan senjata kimia di Suriah. Pada tanggal 24 Agustus, 2016, PBB dan OPCW merilis hasil penyelidikan bersama dalam serangan senjata kimia di Suriah pada tahun 2014 dan 2015.*