Hidayatullah.com—Sebanyak 11 ketua parlemen dan delapan wakil ketua parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dijadwalkan hadir dalam Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Jakarta. Acara ini akan berlangsung dari 12 hingga 15 Mei 2025.
Konferensi ini akan menjadi ajang penting bagi diplomasi dunia Islam, di mana berbagai isu strategis akan dibahas oleh para pemimpin parlemen dunia Islam.
Beberapa topik yang akan menjadi fokus utama termasuk penguatan demokrasi, tantangan global yang dihadapi negara-negara anggota OKI, dan isu kemanusiaan, termasuk perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sambutan Ketua DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani menyambut dengan antusias kedatangan para delegasi peserta konferensi tersebut. “Ini merupakan kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 PUIC. Kami siap menyambut hangat delegasi dari negara-negara sahabat,” ungkap Puan pada Sabtu (10/5/2025) dikutip laman RRI.
Puan menegaskan bahwa penyelenggaraan PUIC 2025 di Jakarta bukan hanya sekadar acara administratif, tetapi juga momentum strategis untuk mempertegas peran Indonesia dalam diplomasi dunia Islam.
“Indonesia, khususnya DPR RI, siap hadir sebagai jembatan dialog, kolaborasi, dan transformasi antarparlemen dunia Islam,” jelasnya.
Selain itu, Puan menekankan bahwa konferensi ini bertujuan untuk memperkuat tata kelola pemerintahan yang transparan dan kuat di negara-negara anggota OKI. Tema konferensi kali ini adalah “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience,” yang menyoroti pentingnya stabilitas politik dan ekonomi dalam menghadapi krisis global.
“DPR RI berkomitmen untuk mengarahkan diskusi menuju solusi konkret, khususnya dalam menyelesaikan berbagai krisis yang dihadapi oleh negara anggota OKI, termasuk perjuangan Palestina yang selalu menjadi prioritas bagi kami,” tegas Puan.
Konferensi PUIC ke-19 di Jakarta ini juga dipandang sebagai kesempatan untuk mempererat solidaritas antara negara-negara OKI. Diharapkan, melalui forum ini, dapat terjalin kerjasama yang lebih solid dan berkelanjutan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.*