Hidayatullah.com–Setidaknya 41 warga sipil, termasuk 10 anak-anak, tewas aliansi militer dipimpin negara pengganggu Amerika Serikat (AS) membom sebuah masjid di Kota Al-Susah di timur Suriah, pda Kamis dan Jumat.
Meskipun beberapa pihak mengatakan 70 tewas, Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) kemarin mengkonfirmasi jumlah kematian adalah 41 orang, sambil menyatakan kebanyakan yang tewas adalah kerabat anggota militan DAESH.
“Kebanyakan yang tewas masih terperangkap di bawah reruntuhan Masjid Al-Utsman, dan rumah sekitarnya, yang dibom pesawat AS dan sekutunya ketika umat Islam sedang salat Jumat,” kata juru bicara SOHR dikutip Middle East Monitor (Memo).
Sekitar 22 militan juga tewas dalam ledakan itu; AS mengklaim masjid itu digunakan sebagai markas oleh Daesh karena mereka terus menolak serangan gabungan oleh koalisi dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS di provinsi Deir Ez-Zor.
Baca: Serangan Udara Rusia di Idlib Tewaskan 140 Warga Sipil
Juru bicara Koalisi Kolonel Sean Ryan membela keputusan menyerang masjid, meskipun dilakukan selama shalat Jumat.
“Penyalahgunaan Daesh seperti masjid adalah contoh lain dari pelanggaran mereka terhadap hukum perang dan membuat masjid target militer yang sah,” katanya pada wartawan.
Dia menambahkan bahwa koalisi memantau fasilitas untuk mengetahui kapan hanya pejuang yang hadir, dan menyelidiki “semua tuduhan yang kredibel dari korban sipil”.
Baca: Rusia Serang Rumah Sakit dan Masjid, Idlib Bermandikan Darah
Kampanye udara dan darat yang dilakukan oleh SDF dan koalisi pimpinan AS di tepi timur Sungai Eufrat, diluncurkan bulan lalu untuk menangani kantong militan Daesh di daerah Al-Shafah dan Hajin. Menurut SOHR, pertempuran telah menewaskan 414 militan dan 227 pejuang SDF total sejak serangan dimulai pada 10 September.
Serangan aliansi AS atas masjid dan jamaah shalat dilakukan bersamaan dengan kampanye rezim Bashar Al-Assad, yang didukung angkatan udara Rusia dan kelompok Syiah Iran di darat, di daerah padang pasir Suwaida, turut menyebabkan kematian sejak beberapa bulan lalu.
Kelompok hak asasi manusia juga mengkritik serangan udara di masjid ini.*