Mint atau Al Na’na’. Foto: Sahabat Al-Aqsha
JALUR GAZA, Sabtu (Sahabatalaqsha.com): Sama seperti banyak perempuan lain di seluruh dunia, perempuan Gaza bukan saja tangguh mendidik anak-anak dan melepas suami pergi berjihad tapi juga menyiasati berbagai kesulitan hidup karena pengepungan Zionis selama lima tahun terakhir ini.
Satu di antara cara mereka mempertahankan kualitas kesehatan keluarga adalah memanfaatkan lahan subur Gaza untuk menanam berbagai bumbu sendiri.
Salah satu tanaman yang paling sering didapati bahkan di daerah padat penduduk seperti Jabaliya di utara Gaza, adalah al-na’na’ alias mint. Tanaman ini mereka manfaatkan bukan saja untuk dicampurkan ke dalam teh manis panas sehingga rasanya sangat lezat, tapi juga ke berbagai jenis makanan.
Allah mengaruniakan berbagai jenis tanaman yang penuh manfaat ini bukan di Gaza saja tapi juga di negeri-negeri lain yang berdekatan dengan Laut Mediteranea, seperti Lebanon dan Suriah. Namun di Gaza yang kehidupan ekonomi dan keamanannya dikepung Zionis la’natullah ‘alayhim ini, semua keistimewaan rizqi dari Allah berupa tanaman-tanaman ini menjadi sangat terasa pentingnya.
Al-Na’na’
Orang di Indonesia mungkin segera minum tablet ini dan itu untuk berbagai gangguan pencernaan, misalnya, termasuk maag, tapi orang Gaza tak semudah itu mendapatkan obat. Karenanya, mereka berpaling ke tanah.
Al-na’na alias mint ini ditanam baik di pot-pot maupun ditanam bebas di tanah atau bahkan bisa ditemukan tumbuh liar di berbagai sudut Gaza.
“Sakit perut karena mens? Gangguan pencernaan? Mual? Muntah? Anak-anak sakit colic? Banyak gas di pencernaan? Semua bisa diobati dengan daun al-na’na’, masukkan saja beberapa lembar ke teh panas,” demikian ujar seorang ibu rumahtangga.
‘Ala, seorang gadis usia 19 tahun dan mahasiswi Unversitas Islam Gaza, punya resep perawatan kecantikan dengan daun al-na’na’.
“Ambil segenggam daun al-na’na’, remas-remas sampai agak hancur, lalu masukkan ke dalam segayung air. Biarkan selama sejam, lalu simpan di kulkas. Nah, cairan pembersih dan penyegar wajah siap dipakai kapan saja!” ujar ‘Ala sambil senyum manis.
Sahabat Al-Aqsha ambilkan gambar al-na’na’ ini di padang rumput di Ghush Katif – sebuah kawasan pertanian yang sangat luas, yang dahulunya dijajah dan ditempati sekitar sembilan ribu orang Yahudi namun kemudian dimerdekakan para Mujahid dan kini mengalirkan manfaat untuk para penduduk Gaza.
Al-Marmariyah
Ada lagi tanaman yang dikenal banyak manfaat medisnya, namanya Al-Marmariyah. Orang Gaza asli menyebutnya dengan bahasa slang, ‘Maramiyah.’ Orang Inggris menyebut tanaman ini Sage.
Minyak alamiah di dalam tumbuhan ini memiliki efek antiseptik. Karena itu, tanaman ini banyak dipakai untuk mengobati gangguan mulut seperti sariawan atau sakit tenggorokan.
“Sakit tenggorokan? Cukup cemplungkan beberapa helai ‘Maramiyah’ ke dalam teh Anda, Insya-Allah sakit tenggorokan Anda akan berkurang,” ujar seorang ibu rumah tangga di Gaza City sambil menunjukkan pot yang dipakainya menanam Al-Marmariyah itu.
Kabarnya, ‘Maramiyah’ juga bisa dipakai untuk menurunkan kadar gula darah dan bahkan bisa diproses menjadi semacam deodoran, alias antiperspirant.
Klil al-Jabaal
Rosemary atau Klil al-Jabaal. Foto: Sahabat Al-Aqsha
Orang Inggris menyebutnya Rosemary. Wanita Gaza memanfaat tanaman yang mudah tumbuh ini untuk berbagai manfaat termasuk sebagai tonikum, membantu pencernaan, mengobati sakit kepala serta kejang otot/kram. Bahkan dipakai juga juga untuk mengobati batuk berdahak, melancarkan haid, serta memperbaiki kerja empedu.
Minyak klik al-jabaal alias Rosemary oil dipakai untu mengobati rematik, gangguan kulit, eksim, memar, dan luka-luka. Teh dicampur daun klil al-jabaal biasanya dipakai kaum ibu Gaza untuk mengobati flu dan sakit kepala.
Untuk ketombe? Campurkan daun al-na’na’ dan daun klil al-jabaal ke dalam secawan cuka, dan simpan di botol bertutup erat selama seminggu, baru dipakai keramas.
Al-Baabuunaj
Penduduk Gaza menyebutnya ‘Babunez’. Orang Inggris menyebutnya Chamomile. Manfaatnya banyak sekali! Ibu-ibu di Gaza memanfaatkan tumbuhan ini untuk mengobati gejala flu. “Cemplungkan saja beberapa kuntum bunga ‘babunez’ ke dalam teh panas, lalu minum. Insya Allah sehat,” kata si ibu rumah tangga tadi.
Lalu, dengan sigap dia menyiapkan teh ‘babunez’ itu untuk seorang relawan SA yang agaknya masuk angin. Hanya saja, orang Gaza tak paham apa itu ‘masuk angin’ dan agak susah menjelaskan dalam Bahasa Arab apa sebenarnya ‘masuk angin.’
Wanita Gaza memanfaatkan ‘babunez’ itu untuk segala macam penyakit ringan, mulai dari sakit perut karena mens sampai diare, demam, influenza, sakit kepala, sulit tidur, mual dan muntah, stres, dan hidung mampet alias pilek berat.
Kembang ‘babunez’ bisa ditumbuk lalu dicampur dengan sedikit air dan oatmeal sehingga jadi pasta. Nah, pasta ini dipakai wanita Gaza untuk mengobati berbagai gangguan kulit seperti koreng, infeksi, gatal-gatal dan perih karena terbakar sinar matahari.
Mereka yang menderita wasir alias ambeien dan kaum wanita yang mengalami gangguan pipis yang disebut anyang-anyangen (cystitis) dianjurkan untuk berendam di air yang diberi ‘babunez’ ini.
Sejumlah wanita Gaza bahkan keramas dengan air yang diberi ‘babunez’ ini untuk menjadikan rambut coklat dan pirang mereka berkilau!
Ar-Raiihaan
Ini tanaman yang oleh orang Inggris disebut Basil. Orang Gaza memanfaatkannya untuk minuman mereka, sama seperti al-na’na’.
Apa manfaatnya? Dijadikan teh untuk mengobati gangguan pencernaan, termasuk gas dalam perut, serta muntah-muntah, sembelit, sakit kepala dan bahkan untuk mengobati stres.
Daun Zaitun
Betapa istimewanya pohon dan buah zaitun, serta minyak zaitun, kebanyakan kita sudah paham. Tapi pohon zaitun memang istimewa habis!
Batangnya bisa dijadikan perabot rumahtangga, seperti mangkok atau bahkan furnitur. Daunnya pun bisa dimanfaatkan untuk pengobatan.
Kabarnya, daun zaitun memberikan efek penenang bagi mereka yang sulit tidur. Tapi daun zaitun juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sistem kekebalan tubu serta berkhasiat menurunkan kolesterol. Minyaknya bermanfaat untuk kesehatan sistem kardiovaskular (jantung dan peredaran darah) serta mengendalikan kadar lemak dalam tubuh.
Tidak heran kalau kaum Zionis la’natullah ‘alayhim sangat bersemangat merampas dan menghancurkan kebun-kebun zaitun milik orang Palestina – di seantero Palestina! (Sahabatalaqsha.com)