Hidayatullah.com-Ketua Presidium Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI), KH. Cholil Ridwan menyarankan agar tokoh Islam yang terlibat dalam Yayasan Puteri Indonesia (YPI) segera keluar atau mengundurkan diri.
Menurut Cholil Ridwan, mestinya tokoh Islam siapapun, apalagai pengurus MUI tak terlibat dalam kontes-kontesan seperti itu. Apalagi menjadi penasehat. Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Al Husnayain, Jakarta ini, acara-acara seperti itu, apapun namanya, meskipun dibungkus dengan adu kecerdasan tak lebih semacam menjual harkat kewanitaan.
Pernyataan Cholil ini disampaikan pada Hidayatullah.com menyusul penegasan Ketua Yayasan Puteri Indonesia (YPI) Wardiman Djojonegoro di beberapa media massa menyangkut pengiriman Artika Sari Devi sebagai wakil Indonesia untuk kontes Miss Universe ke-45 di Bangkok, Thailand.
Dalam sebuah harian di Jawa Timur, Wardiman mengatakan, pengiriman Artika bahkan sudah meminta restu sejumlah tokoh Islam yang juga masuk dalam jajaran dewan penasihat. Meraka adalah Khofifah Indar Parawansa (mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan) dan Dr. Dien Syamsuddin (Sekjen MUI).
"Bahkan, Pak Dien Syamsuddin memberi satu pesan berharga. Keberangkatan Tika harus membawa 4B. Tidak hanya beauty, brain, dan behavior. Tapi juga ditambah believe, yang berarti keimanan," kutip Wardiman kala itu.
Menanggapi pemberitaan itu, Cholil menyarankan, agar para tokoh Islam yang menjadi pengurus lembaga-lembaga seperti itu sebaiknya keluar atau mengundurkan diri. "Jika benar pak Dien menjadi penasehar, sebaiknya segera mengundurkan diri.
"Lagian di mana pesan keimanannya?," ujar Cholil. Cholil kemudian membandingkan sikap protes aktifis Hindu India saat menolak acara Miss Universe. "Ketika kontes Miss Universe akan digelar di negeri itu, para aktifis Hindu justru melakukan protes bakar diri. Masa iman Islam kalah dengan iman Hindu yang berani menolak kontes-kontes seperti itu," ujarnya. (cha/hidayatullah.com)