HHidayatullah.com–Shalat tahajjud bisa menyembuhkan berbagai penyakit? Boleh percaya, boleh tidak. Tapi yang jelas, itulah yang ditemukan Prof Dr Mohammad Sholeh (46), seorang Psiko-Neuroimunolog.
Bukan penemuan main-main. Itu adalah disertasi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dan Sholeh tak cuma menulis, namun juga dibuktikan dalam praktik langsung.
Sudah banyak pasien, baik yang sakit ringan maupun berat, mampu disembuhkan melalui terapi tahajjud. "Umumnya mereka menderita penyakit parah sehingga berusaha mencari pengobatan lain di luar medis," ujar Sholeh.
Bahkan, banyak di antara pasiennya berstatus sebagai dokter. Salah satunya SM Agustini, seorang dokter spesialis Patologi Klinis. Ia pernah menderita maag menahun disertai pusing berkepanjangan. Sudah berobat kemana-mana ternyata tak sembuh juga.
Gangguan makin bertambah setelah dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang ini bergelar Spesialis Patologi Klinis. "Saya memiliki banyak gangguan kesehatan sejak kuliah di Fakultas Kedoteran. Saya juga ketergantungan obat dan sempat operasi indoskopi dua kali. Usus saya sudah diteropong tetapi tak ditemukan apa-apa, " ujarnya pada Hidayatullah.com.
Ajaibnya, setelah mendapatkan pelatihan shalat tahajjud secara benar dari Pak Sholeh. Penyakit menahunnya langsung kabur. "Alhamdulillah, semua penyakit saya hilang dan sudah tak lagi tergantung obat. Saya juga tak suka marah-marah lagi dan lebih tenang. Padahal dulu di kantor sukanya marah melulu, " tambahnya.
Tak semua kalangan dokter menerima model terapi hilistik yang memadukan medis dengan spiritual seperti ini. "Sebagaian dokter belum menerima," ujar Prof Dr Kabat, SpP (K), Guru Besar Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Meski demikian, banyak orang mengaku sembuh setelah mengikuti saran Dr. Sholeh. Bahkan, para pasien konselingnya terhitung kebanyakan para dokter spesialis yang punya masalah. "Tapi itu bisa dilakukan jika cara tahajjud nya benar, " ujar Dr. Sholah. Tapi bagaimana caranya?
Mengapa para dokter tidak menerimanya? Baca wawancara panjang 5 halaman di majalah Hidayatullah edisi cetak terbaru Juli 2005.
Baca juga kolom Adian Husaini tentang gejala sekularisme-liberalisme di tubuh organisasi Muhammadiyah berjudul, "Menunggu Keajaiban Muhammadiyah".
Lihat juga secara langsung pengalaman Hukum Cambuk di Aceh.
Tak kalah menariknya, baca juga "Benteng Islam di Lembah Baliem, Irian". Propinsi yang selama ini dianggap kental dengan Katolik itu ternyata punya sejarah panjang dengan Islam. Hanya di majalah Hidayatullah edisi cetak bulan Juli 2005