Senin, 5 September, 2005
Hidayatullah.com–Pesawat maskapai Mandala Airlines (MNA) yang jatuh setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan, Sumatera Utara dilaporkan banyak menewaskan awak penumpangnya. Kebanyakan mereka meninggal dalam keaadaan hangus terbakar. Korban belum termasuk penduduk yang ada di darat.
Menurut Antara, dari 47 korban yang divisum di Rumah Sakit (RS) Pirngadi Medan, hanya sepuluh korban yang dapat dikenali meskipun jenzahnya hangus terbakar.
Pesawat jenis Boeing 737-200 itu jatuh dan terbakar di kawasan pemukiman yang padat penduduk di dekat bandara. Beberapa media televisi menayangkan belasan rumah dan mobil hancur akibat jatuhnya pesawat tersebut.
Beberapa saksi mata mengatakan, pesawat itu jatuh dan mendarat di jalan. Petugas dari rumah sakit, polisi dan PMK bergegas menuju ke lokasi
kecelakaan, namun tidak bisa langsung menjangkau puing-puing pesawat
karena api yang menjalar.
"Kami mengalami kesulitan untuk menjangkau tubuh para korban, karena
sangat pans," kata Dokter Syahrial Anas kepada kantor berita Associated
Press.
Pesawat naas ini ikut menewaskan Gubernur Sumatera Utara H Tengku Rizal Nurdin dan mantan gubernur H Raja Inal Siregar. Dua tokoh Sumatera Utara.
Direktur Eksekutif Mandala, Mayor Jenderal Asril Hamzah Tanjung, kepada wartawn mengatakan, jumlah korban di darat diperkirakan tinggi.
Kecelakaan udara paling maut di Indonesia juga terjadi di Sumatera tahun 1997. Sebuah pesawat Airbus menabrak gunung di dekat Medan, menawaskan ke-234 penumpang dan awak.
Beberapa kecelakaan kecil, seperti tergelincirnya pesawat, memang pernah dialami oleh MNA, namun tidak sampai menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
MNA memiliki 15 buah pesawat, terdiri atas 13 pesawat jenis Boeing 737 dan 2 buah pesawat jenis Boeing 737 seri 400.
Perusahaan yang didirikan pada 1969 tersebut juga didukung oleh sekitar 1.300 orang karyawan, tersebar di seluruh Indonesia.
Maskapai milik PT Darma Kencana Sakti itu menerbangkan penumpang dengan 17 rute domestik, antara lain Jakarta, Surabaya, Medan, Padang, Jambi, Balikpapan, Pekan baru, Batam, Ujung Pandang, Manado, dan Ambon. (Cha, berbagai sumber)