Hidayatullah.com–Bertempat di Sekretariat MER-C, Jl. Kramat Lontar Jakarta Pusat, Jum’at (23/10), MER-C menggelar konferensi pers terkait NAMRU. Konferensi Pers dimulai pada pukul 10.15 pagi dan dibuka langsung oleh dr. Sarbini Abdul Murad selaku Ketua Presidium MER-C. Turut hadir pada konferensi pers adalah dr. Joserizal Jurnalis, SpOT selaku Presidium MER-C dan Bapak M. Mursalim selaku Juru Bicara Forum Umat Islam (FUI) sekaligus relawan MER-C.
Dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT., memulai pernyataannya dengan menyampaikan alasan penolakan MER-C terhadap NAMRU dan mengapa NAMRU harus hengkang dari Indonesia.
Pertama, NAMRU bisa membawa spesimen virus keluar masuk dari Indonesia, tanpa harus melalui pemeriksaan oleh badan berwenang yang ada di negara ini. Kedua adalah NAMRU sudah lama melakukan penelitian tentang penyakit-penyakit yang berbahaya secara massal tetapi penyakit-penyakit itu sampai saat ini bukannya tambah mudah untuk diatasi tetapi makin sulit dan makin susah untuk diprediksi. Sebagai contoh, penyakit Demam Berdarah pada tahun 1990-an, outbreak penyakit adalah 5 tahun sekali, sekarang outbreak-nya semakin susah diprediksi, kadang sekali sebulan, sekali seminggu.
Ketiga, mungkin NAMRU mempunyai sedikit manfaat bagi sebagian peneliti-peneliti Indonesia karena bisa bersinggungan dengan teknologi-teknologi modern, namun peneliti Indonesia hanya berperan sebagai pengumpul sampel dan tidak mempunyai akses langsung terhadap sampel yang diserahkan kepada NAMRU. Alasan terakhir adalah banyak sekali penyakit yang muncul akhir-akhir ini di Indonesia dimana penyakit tersebut penyebarannya juga dipertanyakan karena tidak mengikuti norma kaidah penyebaran penyakit menular secara ilmu pengetahuan (epidemologi) sehingga ada kecurigaan bahwa penyebaran penyakit-penyakit tersebut seperti direkayasa.
“NAMRU tidak bermanfaat bagi Republik ini,” tegas Joserizal.
Loyalitas
Presidium sekaligus pendiri LSM MER-C, Dr. Joserizal Jurnalis juga meragukan Menteri Kesehatan yang baru Ibu Endang Rahayu.
“Kami mewaspadai secara personal kepada Ibu Endang karena beliau pernah membawa virus kita ke luar negeri dan mengatakan bahwa hal ini adalah hal biasa dan merupakan hak dia sebagai peneliti. Untuk itu, kami mempertanyakan loyalitas beliau kepada Negara ini,” tambah Joserizal.
Lebih lanjut Jose menjelaskan apabila dilihat dari segi kaidah penelitian memang sepertinya membawa virus keluar untuk diteliti dan dibuat vaksin bukan suatu masalah. Namun, virus adalah hal yang sangat penting dan mutlak adalah milik negara kita. Apabila Negara lain atau pihak lain yang ingin melakukan sharing terhadap virus tersebut seperti untuk masalah ilmu pengetahuan dsb, harus ada ketentuan yang jelas bahwa DNA virus atau apapun informasi yang ada pada virus tersebut tidak digunakan untuk hal-hal yang bersifat bisnis, apalagi digunakan untuk hal-hal yang lebih mengerikan lagi seperti senjata biologis.
“Sebagai seorang menteri seharusnya Menkes terpilih tidak mempunyai mindset bahwa penelitian hanya penelitian (experiment is experiment) karena penelitian menyangkut kepentingan banyak orang dan menyangkut nasib serta pertahanan bangsa dan Negara. Menkes yang baru harus mempunyai intergritas untuk melindungsi rakyat Indonesia. Saya yakin apabila bu Menteri tidak waspada dan tidak ingin membela rakyatnya, maka kejadian seperti NAMRU akan terulang,” papar Jose.
Terkait adanya perjanjian antara sipil dengan sipil, Presidium MER-C tersebut juga menjelaskan bahwa hal ini bukan masalah militer dengan sipil atau sipil dengan sipil. Ia menegaskan masalah kerjasama penelitian dengan Negara-negara lain bisa saja dilakukan sepanjang penelitian itu dilakukan untuk kepentingan umat manusia. Yang perlu diwaspadai adalah poin-poin kerjasama dalam perjanjian penelitian tersebut.
“Menkes yang baru, dalam konteks kerjasama dengan NAMRU mungkin tidak. Tapi dalam konteks kerjasama dengan yang lain harus diwaspadai jangan sampai terjadi seperti NAMRU. Negara harus bisa mengawasi dan mendapat akes terhadap sampel-sampel itu. Harus ada pengawasan yang lebih trasparan dan ahli-ahli kita harus diingatkan bahwa penelitian tidak hanya penelitian,” tambah Jose lebih lanjut. [mer/cha/hidayatullah.com]