Hidayatullah.com–Calon haji (calhaj) Indonesia yang meninggal di Tanah Suci tercatat l9 orang, rata-rata berusia di atas 50 tahun. Gagal jantung dan tekanan darah tinggi merupakan dua penyakit yang mendominasi. Untuk serangan jantung sekitar 70 persen, atau 15 orang dari jumlah yang wafat.
Enam di antara calhaj yang meninggal di Tanah Suci sejak Sabtu (7/11) lalu, yakni Warsito bin Darjan (pemegang paspor No T59094) asal Bojonegoro (Jatim), Djamilah Binti Abdul Bari (T744247) asal Probolinggo (Jatim), Sari binti Rakat (T718656) asal Tegal (Jateng), Hasiyah binti Adnan (T657747) asal Bitung, dan Lasau bin Badika (T604690) asal Buton (Sultra), serta Rukman bin Indik (TT659558) asal Bandung (Jabar).
Warsito dan Rukman dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mala, Makkah, sedangkan Djamilah, Satari, Hasiyah, dan Lasau dimakamkan di TPU Baqi, Madinah.
TPU Mala, Makkah, yang berlokasi 600 meter dari Masjidil Haram, adalah makam isteri Rasul, Siti Khadidjah, puteranya Qasim bin Muhammad, dan kakeknya Abdul Muthalib. Sementara pemakaman Baqi di Madinah yang berdampingan dengan Masjid Nabawi adalah lokasi makam isteri-isteri Rasul lainnya dan sekitar 10.000 sahabat Rasul.
Berdasarkan data medis yang dilaporkan oleh Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), penyebab kematian calhaj Indonesia tertinggi (15 orang) akibat gagal jantung (cardiac arrest), termasuk akibat tekanan darah tinggi (hypertensi). Selebihnya akibat pendarahan otak (stroke haemorhage), sesak nafas (respiratory failure), dan radang (infeksi).
Selain itu, ada dua calhaj Indonesia yang sedang menjalani perawatan dokter, yakni Mumin Syukur asal Bandara Embarkasi Surabaya dan Abbas Nii Latuhu asal Embarkasi Makassar. Saat ini dirujuk di rumah sakit di Jeddah.
Mumin harus menjalani operasi hernia, sedangkan Abbas diobservasi terhadap kemungkinan terinfeksi flu babi karena ia tertangkap alat detektor pemindai suhu badan setibanya di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Dari puluhan calhaj yang berobat ke BPHI setiap hari, umumnya mereka mengalami flu ringan atau mabuk udara akibat kelelahan setelah penerbangan lama dari tanah air menuju tanah suci.
Jamaah diingatkan lagi untuk mengantisipasi dinginnya suhu udara di Madinah menjelang dan sampai acara puncak musim haji 1430 H. Sementara suhu udara di kota suci Makkah relatif panas (antara 33 sampai 37 derajat C) sehingga jamaah diingatkan untuk mewaspadai sengatan matahari (heat stroke) saat melakukan Thawaf di Kabah siang hari. [hp/hidayatullah.com]