Hidayatullah.com–Muktamar Pemuda Persatuan Islam (Persis) 2015 yang berlangsung di Ponpes Persis Ciganitri Kabupaten Bandung sejak Jumar (25/12/2015) berakhir Senin dini hari (28/12/2015) dengan memilih H.Eka Permana Habibilah menjadi Ketua Umum Pemuda Persis masa jihad 2015 – 2020.
H.Eka Permana Habibilah terpilih di antara calon lain yang diunggulkanl Eka Permana,Hamdan, Nashrudin Syarief, Muslim Nurdin serta Lam-lam Pahala.
Dalam pemilihan yang diikuti 338 peserta tersebut, Eka mendapat 206 suara, Hamdan dengan 116 suara, Nashrudin Syarief mendapat 7 dukungan dan Lam-lam Pahala hanya memperoleh 6 suara.
Pihak panitia mencatat ada 2 peserta abstain,sementara Muslim Nurdin tidak mendapat suara.
Dalam keterangannya dengan hidayatullah.com, Senin (28/12/2015), Eka Permana mengungkapkan sesuai dengan fungsinya sebagai ormas otonom kaderisasi jam’iyyah Persis, pihaknya akan tetap fokus pada program-program pengkaderan, membina anggota menjadi kader berkwalitas di setiap bidangnya.
“InsyaaAllah, kita akan tetapk mengarahkan semua anggota pemuda Persis khususnya untuk menjadi manusia yang jujur akan ilmunya. Karena tujuan utama sebagai makhluq adalah menjadi hamba Allah yang istiqamah menjalankan amanah-Nya. Itulah yang dimaksud dengan “kejujuran dalam beragama”. Seperti yang telah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam sabda yakni Addiinu Annashiihah,” ujarnya.
Menurutnya, puncak dan hakikat beragama itu adalah adanya kejujuran pada setiap manusia. Sementara menanggapi akan mewabahnya hedonisme sebagai virus global yang juga mulai menjangkiti kalangan pemuda. Eka Permana berpendapat bahwa semua penyakit hati berasal dari “ketidakjujuran” terhadap ilmu termasuk hedonism yang hanya berorientasi duniawi.
“Oleh karena itu seperti yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam lakukan yakni dengan mengingatkan dan membuktikan serta muraaqabah (controling) yang istimrar,”pungkasnya.
Sebelumnya dalam perbincangan dengan hidayatullah.com, mantan Ketua Umum Pemuda Persis 2010-2015, Dr.Tiar Anwar Bahtiar mengungkapkan bahwa salah satu tantang pemuda saat ini adalah gaya hidup hedonisme.
Ia mengungkapkan bahwa disadari atau tidak nyatanya penyakit hedonisme sebagai sebagai virus global telah sedikit banyak menjangkiti pemuda Islam.
“Penyakit ini merupakan bagian dari virus sekularisme, pluaralisme dan liberalisme (SePILIS) yang harus diwaspadai dan ditanggal dengan keseriusan dari semua pihak,”jelasnya usai memberikan sambutan.
Ia menambahkan pemuda sebagai penerus estafet kepemimpinan dalam semua lini harus mempersiapkan diri dan mental. Doktor sejarah ini juga mengingatkan bahwa pemimpin lahir dari sebuah perjuangan yang tidak ringan dan ditempa dari sebuah perjuangan yakni dakwah dalam arti yang luas. Untuk itu ia mengingatkan khususnya kepada pemuda Islam agar mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin masa depan dengan kerja keras serta tidak terlena dengan gemerlap dunia yang terkadang menghanyutkan.
“Masa muda bukan saatnya lega-lega dengan fasilitas yang ada,namun mampu memanfaatkan fasilitas tersebut untuk kemudahan dalam berjuang. Perjuangan kita adalah menghadirkan kembali peradaan Islam yang pernah ada. Potensi pemuda jika bisa di manage (kelola) dengan baik maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa bahkan mampu mengubah dunia. Pemuda Islam harus ambil bagian itu dan jangan hanya sebagai penikmat apalagi sebagai penonton,”pungkasnya.*