Hidayatullah.com–Wakil Walikota Bekasi Rahmat Effendi menyesali terjadinya kristenisasi di halaman Masjid Agung Al Barkah, Ahad pagi (2/5). Pernyataan ini ia sampaikan pada pertemuan pimpinan seluruh ormas Islam se-Kota Bekasi yang digelar Rabu sore (5/5) di kediaman tokoh Islam Bekasi HM. Dachlan.
Pertemuan ini menyikapi semakin maraknya kasus kristenisasi di Bekasi, Jawa Barat. ”Kasus Al Barkah membuat saya terusik,” kata Rahmat.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa telah terjadi upaya kristenisasi berkedok kegiatan karnaval antinarkoba yang kabarnya diselenggarakan Badan Narkotika Kota (BNK). Karnaval ini dimulai dari GOR Bekasi menuju Alun-alun, melewati masjid Al-Barkah, lalu berakhir di Kantor PMI Bekasi.
Saat melintasi depan Masjid Agung Al Barkah, beberapa peserta karnaval berbuat ulah. Mereka merangsek masuk ke halaman masjid. Padahal di dalam masjid kebanggaan umat Islam Bekasi itu sedang berlangsung akad nikah. Seorang qori sedang membacakan tiwalah al-Qur’an.
Di halaman masjid mereka membagi-bagikan suvenir bernuansa Kristen kepada siapa pun yang dijumpainya, seraya memuji Yesus.
Tak hanya itu mereka juga membawa atribut-atribut Kristen, seperti mahkota dan bendera berlogo bintang david.
Rahmat yang dikenal dekat dengan tokoh-tokoh Islam, menduga kejadian tersebut dirancang secara sistematis sebagai upaya mengadudomba umat Islam Bekasi. Pasalnya, sebagai Ketua BNK ia mengaku tak pernah memberikan izin pelaksanaan karnaval antinarkoba menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Itu artinya panitia karnaval telah mencatut nama BNK.
”Tidak ada hubungan Hardiknas dengan kegiatan karnaval antinarkoba. Bila saya ada perjanjian kerjasama dengan panitia, minimal ada MoU dan surat perintah-nya. Tapi ini tak ada,” jelasnya.
Dengan begitu, kata Rahmat, mereka berusaha mengadudomba dirinya dengan umat Islam. Apalagi, lanjutnya, finish karnaval tersebut di halaman kantor PMI, lembaga kemanusiaan yang saat ini ia pimpin.
Tetap Diproses
Sementara itu, kendati pihak panitia karnaval telah melayangkan surat permohonan maaf kepada DKM Masjid Agung Al Barkah, tapi tokoh-tokoh Islam Bekasi tetap ingin memperkarakan insiden ini ke ranah hukum.
”Surat permohonan maaf sudah kami terima, tapi kami tetap menempuh jalur hukum. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan oleh pihak Polres,” jelas Sekretaris DKM Masjid Agung Al Barkah Irin M kepada hidayatullah.com.
Upaya memperkarakan kasus ini juga didukung oleh Rahmat Effendi. Rencananya selepas pertemuan pimpinan ormas Islam dengan Wakil Walikota ini, umat Islam Bekasi akan menggelar tabligh akbar dan apel siaga.
Acara ini berlangsung Ahad (9/5) di Masjid Agung Al Barkah selepas shalat Duhur. Sejumlah tokoh Islam seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan KH. Abdul Qodir Djaelani diagendakan akan hadir. (syaf/hidayatullah.com)