Hidayatullah.com–Beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) telah mengakhiri dan tidak lagi memperpanjang keberadaan Iranian Corner yang merupakan bentuk kerjasama PTM, Islamic Cultural Center (ICC) dan Kedutaan Besar Iran.
Langkah tersebut diambil setelah PP Muhammadiyah menemukan adanya penyimpangan dari komitmen awal.
“Beberapa kampus dilingkungan PTM seperti di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memang menjalin kerjasama dengan Iranian Corner. Namun sebagian besar sudah dievaluasi dan telah mengusulkan kepada pimpinan agar tidak memperpanjang kerja sama tersebut dan sekarang sudah ditutup,” ungkap KH.Fathurrahman Kamal, Lc, M.Si selaku Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah,usai menjadi narasumber Seminar dan Mudzakarah Nasional Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) di Bandung,Ahad (29/11/2015) kemarin.
Ia menjelaskan diawal pendiriannya Iranian Corner hanya sebagai pusat kajian budaya dan kultur saja namun dalam perkembangannya ternyata ada misi-misi teologis yang bertentangan dan meresahkan.
Meski demikian pihaknya mengakui di beberapa PTM masih ada Iranian Corner namun hanya meneruskan sampai massa Memorandum of Understanding (MoU)-nya berakhir.
Sementara menjawab pertanyaan awak media mengenai sikap Muhammadiyah tentang Syiah, Fathurrahman mengatakan bahwa Majelis Tarjih Muhammadiyah akan segera mengeluarkan fatwa tentang Syiah.
Secara verbal menurut Fathurrahman , Ketua Majelis Tarjih sendiri telah mengeluarkan fatwa.Namun pihaknya ingin fatwa tersebut segera tertulis.
“Berdasarkan penjelasan dari Ketua Majelis Tarjih ,Bapak Prof. Dr. Syamsul Anwar, kita berharap fatwa itu bisa segera ditindaklanjuti dengan fatwa tertulis. Fatwa tersebut saat ini sedang dibahas serius di Majelis Tarjih sebagai pemegang otoritas keagamaan tertinggi karena di Muhammadiyah,otoritas keagamaan tertinggi bukan di PP tapi di Majelis Tarjih. Pengurus Pusat (PP) tidak boleh mengeluarkan keputusan keagamaan,”jelasnya.
Selain itu, untuk menunjukkan keseriusan ormas yang didirikan KH.Ahmad Dahlan dalam menghadang pergerakan Syiah, Majelis Tabligh yang dipimpinnya akan membuat manhaj tabligh. Manhaj tersebut dimaksudkan sebagai panduan bagi seluruh mubaligh Muhammadiyah di seluruh Indonesia mempunyai acuan yang sama. Manhaj tabligh sendiri menurutnya membahas aliran-aliran sesat keagamaan yang menyimpang jjuga masalah Syiah.
“(Sekarang) sudah disetujui tinggal di laksanakan ,”pungkasnya.*/Abu Luthfi Satrio