Hidayatullah.com–Bencana banjir bandang di Wasior, Papua Barat, terus menimbulkan korban. Hingga hari Sabtu (9/10) ini, tercatat sebanyak 108 orang meninggal, 185 orang luka berat, 68 orang orang masih hilang dan 535 luka ringan.
Banjir juga ikut menerjang lima titik. Diantaranya, di kampong Rado, kampong Sanduway, pusat kota Wasior, pasar Wasior dan kampong Manggurai.
Menurut pantauan hidayatullah.com, banjir juga ikut menghancurkan sejumlah sarana dan prasarana pemerintahan serta rumah rakyat. Kantor pemerintahan rusak, PLN lumpuh, sungai-sungai sudah hampir sejajar dengan jalan akibat reruntuhan batu-batu dan kayu-kayu gelondongan dari atas gunung.
Meski demikian, Masjid Al Falah Wasior, dan rumah-rumah penduduk di sekitarnya masih tegar.
“Padahal, posisinya antara pusat kota Wasior dan pasa Sasior, “ ujar Abduh (36) warga setempat.
Kini, masjid yang masih tegar ini ikut menjadi tempat penampungan pengungsi sementara.
Selain di Masjid Al Falah, para pengungsi juga memanfaatkan Bandar Udara Wargono Wasior dan Kantor Bupati (lama) sebagai tempat sementara.
Menurut pengamatan sementara beberapa pihak, banjir bandang di Wasior diakibatkan jebolnya salah satu diantara dua danau yang posisinya berada di atas gunung.
“Mirip cerita Situ Gintung itu, nah, sekarang, warga waswas, masih ada satu telaga yang paling besar belum jebol, “ ujar Shultan. [san/hidayatullah.com]
mypepito.info