Hidayatullah.com– Berita tingginya penjualan alat kontrasepsi menjelang dan malam pergantian tahun mencemaskan banyak pihak. Praktisi pendidikan anak yang juga pemerhati masalah parenting Reni Susilowati, mengaku prihatin dengan cara perayaan tahun baru yang berbasu seks bebas.
Reni mengatakan, berita tingginya penjualan alat kontrasepsi menjelang dan malam pergantian tahun dapat diduga sebagai indikasi jika mayoritas masyarakat bangsa ini telah tergerus gaya hidup hedonis.
“Ini gejala sosiologi masyarakat yang tidak mempunyai visi hidup,” kata Reni dalam perbincangan dengan hidayatullah.com, Selasa (04/01).
Meski mayoritas masyarakat Indoensia pemeluk agama Islam, namun, kata Reni, tahun baru Masehi dirayakan sebegitu meriahnya. Harusnya perayaan pergantian tahun bukan digunakan dengan cara menghambur hamburkan uang, tapi paling tidak, lanjut dia, dengan banyak intropeksi diri.
Sebagaimana diketahui, berbagai media telah mengungkap, bahwa selain terompet dan kembang api, kondom ikut menjadi buruan orang. Di berbagai daerah dilaporkan, alat kontrasepsi ini laris manis di sejumlah daerah di Indonesia.
Menurut Reni, pemerintah sebagai pengawal masyarakat, mestinya lebih menekankan derivasi dari kegiatan perayaan tahun baru itu agar tak menjurus kepada hal-hal yang merusak.
“Padahal yang substansif dari itu adalah dengan mengajak masyarakat melakukan refleksi diri akhir tahun, bukan malah membuka peluang seluas luasnya untuk melakukan praktik zina,” kata wanita yang juga Ketua Umum Muslimah Hidayatullah (MUSHIDA) ini.
Perayaan tahun baru, jelas Reni, sejatinya merupakan momen pentng untuk mengingati diri tentang apa saja kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan tahun tahun sebelumnya. [ain/hidayatullah.com]