Hidayatullah.com–Duta Besar Libya untuk Indonesia, Singapura dan Brunei Salaheddin M El Bishari telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya dengan menyerahkan surat diplomatik kepada pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia, di Jakarta, Rabu.
“Kami telah resmi menerima surat pengunduran diri duta besar, dan ia sudah tidak aktif sejak kemarin (22/2),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Michael Tene.
Pengunduran diri duta besar Libya ini juga dipicu dari penanganan kerusuhan berdarah yang terjadi di Libya sejak pertengahan Februari lalu, dimana pemerintah menumpas semua demonstran di ibukota Tripoli yang memakan lebih dari 200 korban tewas.
Selain itu, sebelumnya Menteri Dalam Negeri Abdel Fatah Yunes juga menyatakan pengunduran dirinya dan menyerukan pasukan bersenjata untuk mendukung demonstran untuk melawan pemerintahan Moamar Ghadafi di Tripoli.
Pengunduran diri Yunes dilakukan setelah insiden berdarah terjadi minggu lalu setelah para demonstran terinspirasi dengan protes yang dilakukan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan rezim pemerintahan yang tidak populer selama empat dekade.
Pihak Kemlu juga menyerukan kepada para warga negara Indonesia (WNI) di Libya untuk tetap tinggal di kediaman mereka dan tetap berhubungan dengan kedutaan besar Indonesia (KBRI) di sana, kata Michael Tene.
“Kondisi WNI sekarang masih terus evaluasi situasi di sana karena komunikasi tidak terlalu lancar, demikian juga akses transportasi yang terbatas, terlebih lagi sekarangkan diterapkan no fly zone, yang artinya tidak ada pesawat yang boleh keluar masuk Libiya, sementara jalan darat juga tidak ada jaminan keamanan,” ujar Michael.
Michael juga menambahkan bahwa sekarang sedang ditinjau opsi kemungkinan evakuasi (melalui jalur apa) masih dalam pembahasan dan belum bisa di informasikan secara detail kepada media.
Sebagian besar WNI di Libya umumnya dalam kondisi baik dan mereka tinggal di perumahan mereka yang sebagian besar tinggal di Tripoli dan sekitarnya, katanya.
Situasi saat ini di Tripoli sendiri belum normal, namun relatif lebih aman daripada situasi di Benghazi yang terletak sekitar 1000 KM dari ibukota negara Tripoli. *