Hidayatullah.com–Gejolak politik dan keamanan yang terjadi di Libya membawa ekses bagi keberlangsungan kerjasama Majelis Az Zikra dengan sebuah yayasan yang memiliki kaitan dengan Muammar Qadhafy, World Islamic Call Society (WICS).
Terkait persoalan ini Majelis Az Zikra akan mengadakan musyawaran internal. Hal ini dikatakan oleh Ustadz Muhamad Arifin Ilham, Pimpinan Majelis Az Zikra melalui pesan singkat yang diterima hidayatullah.com.
”Insya Allah, Dewan Syariah Majelis Az Zikra akan bermusyawarah setelah tabayyun perkembangan terakhir di Libya dengan lembaga dakwah Libya,” tulis Ustadz Arifin.
Musyawarah juga akan membahas sikap Majelis Az Zikra terhadap kebrutalan Presiden Qadhafi terhadap rakyat Libya yang tengah melakukan unjuk rasa.
Jalinan kerjasama antara Majelis Az Zikra dengan WICS berawal dari tahun 2005. Saat itu WICS berniat menyalurkan bantuan kepada negara-negara Muslim.
Seperti dikutip situs detik puluhan prosposal masuk ke yayasan yang berpusat di Tripoli, Libya itu. Tanpa sepengetahuan pengurus Yayasan Az-Zikra, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhidin Junaedi mendaftarkan Az-Zikra sebagai pemohon bantuan.
Muhidin juga merupakan Ketua Yayasan Indonesia-Libya. Tidak disangka, Az-Zikra lah yang terpilih, sehingga pembangunan masjid tersebut dapat dilakukan.
Pendiriannya masjid itu menelan biaya hingga Rp 40 miliar yang semuanya dibantu dari Muammar Qadhafy. Yayasan Az-Zikra sebagai pengelola tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Tanah seluas 5 hektar untuk masjid merupakan tanah wakaf yang disumbangkan oleh developer Bukit Az-Zikra, PT Cigede Griya Permai.
Nama Presiden Libya itu akhirnya diabadikan menjadi menjadi nama masjid megah berlantai tiga tersebut. Masjid ini berlokasi di Sentul Selatan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Diresmikan pada 26 Juli 2009 oleh Din Syamsuddin, Ketua PP Muhammadiyah.
Masjid ini rencananya akan menjadi pusat kegiatan kawasan perumahan yang bernuansa Islami ini. Sekitar 7 ribu jamaah dapat ditampung di masjid ini. *
Foto: Media Indonesia