Hidayatullah.com–Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Muhammad Natsir selenggarakan wisuda ke-3 bagi 40 orang Mahasiswanya yang telah berhasil meraih predikat sarjana strata satu (S-1).
Acara tersebut dilakukan melalui sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat, Dr. Muhammad Nur, dan mengukuhkan secara resmi para mahasiswa menjadi sarjana.
Dalam rangkaian acara Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, Syuhada Bahri memberikan tausyiyah kepada para wisudawan. Syuhada mengatakan STID M. Natsir setidaknya harus mampu melahirkan da’i-da’i yang memiliki kualifikasi tertentu.
“Pertama memiliki keyakinan yang melahirkan keikhlasan dan keistiqomahan dalam menghadapi ujian dan cobaan dalam hidup,” kata Mubaligh ini di aula Masjid Al Furqon, Gedung Dewan Dakwah Pusat, Jakarta, Kamis, (28/4).
Selain itu, para dai diharapkan memahami dan mengamalkan syari’ah Islam sehingga mampu mewujudkan rahmatan lil alamin. Dan ketiga “memiliki semangat yang tinggi untuk berdakwah,” ungkap Syuhada.
Dan yang tidak kalah penting, dai harus mempunyai spirit pembelaan kepada Islam.
“Da’i harus memiliki semangat membela Islam sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya membela,” ujar Syuhada
Namun menurutnya, yang lebih terpenting para wisudawan dapat meningkatkan sikap mawas dirinya dalam berdakwah di tengah zaman dan kondisi yang sudah berubah dan memiliki tantangan dan tingkat kesulitan yang lebih berat dibanding zaman-zaman sebelumnya, karena di saat ini sangat sulit membedakan antara kebenaran dengan kebathilan.
“Kepada wisudawan kalian harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian,” papar Syuhada.
Sehingga, menurutnya untuk menghadapi situasi yang sulit tersebut, kata Syuhada wisuadwan yang hendak berdakwah, harus meningkatkan kemampuan intelektualitas, spiritualitas, dan tawakal kepada Allah SWT serta meminta pertolongan-NYa.*