Hidayatullah.com—Kasus eksekusi mati terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) wanita asal Bekasi Ruyati oleh pemerintah Arab Saudi beberapa saat lalu mendapat tanggapan Menteri Agama RI, Suryadharma Ali. Meski tidak secara langsung membahas masalah tersebut, dalam sambutannya pada penutupan Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits (MHQH) tingkat nasional di Aula Masjid Istiqlal Jakarta Selasa (21/6), Menag menyerukan umat Islam khususnya agar tidak terprovokasi dengan insiden tersebut.
“Kami menghimbau kepada kita semua yang hadir agar tidak perlu terpengaruh dan terpancing oleh apapun, misalnya yg kita lihat di media hari ini,” kata Menag dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Nasaruddin Umar.
Menurut Menag, kasus tersebut bukan sesuatu yang dikehendaki baik oleh rakyat dan pemerintah Arab Saudi maupun Indonesia.
“Tetapi ini adalah suatu kenyataan yang harus kita hadapi secara arif penuh kebijaksanaan dan penuh ketenangan,” pesan orang nomor satu di Kementerian Agama RI tersebut.
Semoga di bawah bayang-bayang al-Qur’an dan Hadits, harap Menag, segenap komponen masyarakat mampu lebih arif menyikapi setiap persoalan yang muncul di manapun juga. Sebab, “ini pertanda bahwa jika kita ingin naik kelas pasti di sana sini harus melewati ujian,” sebut Nasaruddin membacakan teks.
Dalam kesempatan yang sama Menag juga menginginkan keharmonisan antara Republik Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia tetap terjaga.
“Diharapkan lebih mempererat hubungan baik dan kerjasama antara kedua negara,” ujarnya sebelum menutup secara resmi MHQH yang disponsori penuh oleh Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud itu melalui perwakilannya.*