Hidayatullah.com–Pemerintah Indonesia menilai Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dapat lebih memainkan perannya untuk menangani berbagai masalah di dunia, termasuk penyelesaian konflik Suriah.
Tentu OKI memiliki potensi sebenarnya untuk lebih menyuarakan pandangannya dan menjadi bagian dari solusi. Apalagi Suriah tidak menunjukkan tanda perbaikan. Komisi HAM OKI bisa jadi bagian dari solusi, kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kantor Presiden di Jakarta, Senin (20/02/2012).
Menurut Menlu Marty, Indonesia telah mengirimkan surat kepada Kazakhstan, sebagai Ketua OKI, agar OKI memainkan peran untuk mengatasi masalah Suriah.
Lebih lanjut Menlu juga mengemukakan pandangannya agar Komisi HAM OKI dapat memiliki komitmen untuk terus mendorong perlindungan HAM di kawasan.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu dan Komisi Independen Permanen Hak Asasi Manusia OKI.
Komisi Independen Permanen HAM OKI tersebut menggelar pertemuan di Jakarta, 20-24 Februari guna membahas berbagai isu penerapan HAM dan sejumlah isu internasional.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene pertemuan itu akan dihadiri oleh 18 komisi HAM dari berbagai negara Islam dan juga dihadiri langsung Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu. Indonesia sendiri diwakili langsung oleh Siti Ruhaini Dzuhayatin.
Anggota lainnya yang hadir, menurut berita Antara, yakni Wael Attiya (Mesir), Mohammed Raisouni (Maroko), Saleh bin Mohammed al-Khatlan (Arab Saudi), Mahmoud al-Aker (Palestina), Elham Ibrahim Ahmed Mohamed (Sudan), Adel Issa Al-Mahry (Uni Emirat Arab), Ousman Diao Balde (Guinea), Mohamed Kawu Ibrahim (Nigeria), Med. S.K. Kaggwa (Uganda), Mohammed Lamine Timbo (Sierra Leone) dan Mohammad al-Bashir Ibrahim (Chad).*