Hidayatullah.com–Pesatnya pertumbuhan perbankan syariah diharapkan ikut mendorong lahirnya lebih banyak penelitian dan riset. Jurusan Ekonomi Islam juga harus meningkat untuk menggerakkan perbankan syariah.
Hal itu mendorong diselenggarakannya forum riset perbankan syariah oleh Bank Indonesia, bekerja sama UMI, dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), yang dimulai Selasa, (26/6/2012).
Dalam forum tersebut, ratusan hasil penelitian akademisi tentang perbankan syariah, diseleksi untuk dijadikan rekomendasi dan menambah khazanah ilmu perbankan syariah.
“Kita menyelenggarakan call for papers, dengan mengumpulkan hasil karya penelitian. Saat ini, sudah ada sekira 600 peserta yang tertarik,” kata ketua Panitia Ketua panitia Prof Dr Syahnur Said.
Ketua IAEI Abbas Ghazali menambahkan, aspek-aspek yang menjadi bahan penelitian terkait perbankan syariah bervariasi. “Baik itu dari sisi manajemen, ekonomi makro akuntansi, SDM, maupun permodalan. Pesertanya kita bagi ke dalam dua kategori, yakni untuk pemula (S1) dan Madya (pascasarjana). Peserta ini akan kita seleksi hingga tinggal enam peserta,” kata Abbas.
Direktur Ekskutif Departemen Perbankan Syariah BI Edy Setiadi, menambahkan, Perbankan Syariah mencatat sukses besar, khususnya di Sulsel. “Market share Perbankan syariah secara nasional sebesar 4,1 persen, sedangkan di Sulsel sekitar 5,1 persen. Total aset bank syariah secara nasional, adalah Rp152 triliun, sejak Mei 2012,” rincinya, dimuat laman Fajar.
Total aset keseluruhan Bank Syariah di Sulsel sampai April 2012, mencapai 3,41 triliun, atau tumbuh Rp64,71 persen dari April 2011. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK), mencapai Rp1,57 triliun, atau naik 32,88 persen.
Untuk pembiayaan sudah disalurkan sekitar Rp3,34 triliun, atau meningkat 37,06 persen dibanding april 2011 tahun lalu. Dengan begitu rasio pembiayaan dengan DPK sampai April 2012, tercatat mencapai 212,43 persen.
Pangsa pasar perbankan syariah Sulsel sampai bulan April, mencapai 5 persen dibanding total aset perbankan nasional. Angka tersebut lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 4,1 persen.*