Hidayatullah.com–Kelompok liberal tidak lagi bergerak pada tataran wacana tapi juga masuk ke lobi politik. Ketika mereka gagal membumikan pemikirannya di masyarakat, maka mereka mulai merambah wilayah elitis. Demikian dikatakan Artawijaya, yang baru saja menyelesaikan bukunya berjudul # Indonesia Tanpa Liberal.
“Ini perlu diwaspadai,” katanya kepada hidayatullah.com, Ahad (29/07/2012) kemarin.
Mantan Wartawan Sabili ini mencontohkan kasus gagalnya penandatanganan Kepres Pembubaran Ahmadiyah atas peran Adnan Buyung Nasution. Ia menyinggung pengakuan pengacara ternama tersebut dalam buku terbarunya “Nasihat Untuk SBY”.
“Padahal SBY sudah hampir tanda tangan,” ujarnya.
Alumnus Ponpes Bangil ini menilai selain di tingkat pemikiran gagal, pengkaderan aktor-aktor liberal telah gagal. Nama-nama baru yang muncul tidak secerdas pendahulunya. Bahkan, Saidiman pernah mengatakan, memuja matahari lebih penting dari menyembah selainnya.
“Sangat tidak ilmiah ketimbang pendahulu-pendahulunya,” tegasnya.
Pria yang juga dikenal sebagai editor Pustaka Al Kautsar ini berpesan bahwa penolakan terhadap gerakan liberal harus direspon secara intelektual. Kesadaran atas bahaya kelompok liberal tidak boleh berhenti sebatas emosi.
“Dauroh dan kajian harus lebih intensif,” sarannya.
Seperti diketahui, buku #Indonesia Tanpa Liberal baru saja diluncurkan penerbit Al Kautsar di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Menurut sang penulis, buku ini banyak diambil dari interaksinya bersama tokoh-tokoh liberal seperti Ulil Abshar Abdalla, Siti Musdah Mulia, dan Nong Darol Mahmada.
“Jadi saya langsung dialog,” tegasnya.*