Hidayatullah.com–Pernyataan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tentang pemimpin yang belum dapat hidayah bermakna sumir.
Direktur Lembaga Kajian Politik dan Syariat Islam (LKPSI) Fauzan Al Anshari menilai, pernyataan Ahok itu jelas keliru jika yang dimaksud (lebih baik pilih pemimpin belum dapat hidayah tapi adil, red) adalah dirinya sendiri.
Sebab jelas Ahok bukanlah pemimpin yang bisa dikatakan adil. Terbukti masih banyak warga Bangka Belitung yang miskin.
“Sedang pemimpin yang dapat hidayah pasti berbuat adil karena hidayah tidak mungkin mendorong seorang pemimpin tersebut berlaku zalim karena kezaliman adalah ketidakdilan yang jauh dari hidayah,” kata Fauzan kepada Hidayatullah.com, Senin (13/09/2012).
Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang menerapkan hukum Islam dalam menyelesaikan segala perkara yang terjadi di masyarakat, demikian tandasnya.
Sebelumnya Ahok, mengutip pernyataan yang disebutnya dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), mengatakan, pemimpin nonmuslim yang adil lebih baik ketimbang pemimpin muslim yang zalim.
“Saya kira PBNU sudah bikin pernyataan yang jelas, lebih baik memilih yang belum dapat hidayah asal dia adil, daripada yang sudah dapat tapi dia zalim,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (12/8/2012).
Menurut Ahok, selama elit politik masih munafik, isu bernuansa SARA akan terus bermunculan.
“Selama banyak elit politik yang munafik dan tidak bisa membuktikan hartanya dari mana, maka isu SARA masih akan terus ada,” kata dia.*