Hidayatullah.com—Ajang pemilihan Miss World 2013 edisi ke-63 di Indonesia dipastikan siap dilaksanakan. Jika tidak ada aral-melintang ajang kontes kecantikan ini akan akan diselenggarakan pada tanggal 14 September 2013 di Bali dan Jakarta.
Menurut pihak penyelanggara, dari pihak Miss World Organization Indonesia, persiapannya sudah sangat matang.
Menurut penyelenggara diharapkan acara ajang pamer kecantikan ini bisa membawa nama Indonesia lebih baik di mata dunia dan bisa mendatangkan devisa. Meski demikian, pihak penyelanggara masih khawatir akan lahirnya demonstrasi yang menentang acara ini.
“Kami berharap para finalis merasa senang berada di sini dan hal ini akan membuat nama Indonesia di mata dunia makin membaik. Acara ini juga menjadi salah satu upaya yang akan mendatangkan devisa untuk Indonesia,” jelas Managing Director RCTI sebagaimana dimuat di lama resmi missindonesia.co.id.
Menurut rencana, dalam agenda nanti, karantina peserta akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali sementara malam penobatan akan dilaksanakan di Jakarta.
Sebelum ini, Chairwoman of Miss Indonesia Organization, Liliana Tanoesoedibjo mengatakan butuh waktu lama untuk meyakinkan induk organisasi Miss World agar bisa menjatuhkan pilihan pada Indonesia.
“Kita berusaha dari tiga tahun lalu,” kata Liliana Tanoesiedubjo, dikutip tempo.co.
Seperti diketahui, Liliana Tanoesoedibjo adalah istri pemilik MNC Group Harry Tanoesoedibjo yang juga Ketua Yayasan Miss Indonesia yang sekaligus penyelenggara Miss Indonesia
Rencananya, menurut Kanti, selain Bali dan Jakarta, para finalis Miss World 2013 juga diajak melakukan kunjungan di dua kota di Tanah Air.
“Jadi, tidak hanya Jakarta dan Bali. Budaya dan alam Indonesia itu indah sekali dan itu dia yang kita cari, dua tempat lagi,” jelasnya.
Lebih dari 130 kontestan akan menghadiri acara ini. Miss World 2012 terpilih, Wen Xia Yu dari Republik Rakyat China akan memahkotai penerusnya di akhir acara.
Menariknya, Indonesia kesempatan menjadi penyelenggara kontes kecantikan dunia Miss World tidak cuma sekali, namun dipercaya menjadi tuan rumah juga pada tahun 2015.
Kontroversi
Seperti diketahui, setiap pengiriman peserta ajang pemilihan Miss Universe dari Indonesia selalu melahirkan kontroversi di masyarakat. Kontroversi ini tak hanya terjadi di era reformasi, bahkan sudah terjadi di era Orde Baru.
Mantan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (UPW) Mien Sugandhi bahkan pernah didemo masayarakat untuk melarang kegiatan kontes kecantikan yang hanya mempertontonkan keindahan fisik semata, sehingga Presiden Suharto kala itu sempat menegur Mooryati Sudibyo, Ketua Yayasan Putri Indonesia dan melarang kegiatan itu dilakukan di Indonesia. Presiden Soeharto juga pernah melarang kedatangan Miss Universe ke Indonesia.
Anehnya, tak berselang lama lengsernya Soeharto, telah beberapa kali gadis-gadis Indonesia dikirim menjadi peserta bahkan telah beberapa kali peraih Miss Universe diundang ke Indonesia yang biaya yang cukup mahal.
Terakhir, Indonesia bahkan meminta-minta agar penyelenggaraan acara diadakan di negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini.
Tahun 2011, beberapa elemen masyarakat juga mengadakan aksi penolakan ketika Miss Universe 2011 Leila Lopes diundang ke berbagai Kota, dengan bayaran lebih dari Rp 100 juta per jam.*