Hidayatullah.com–Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya berencana membangun pusat kajian yang serius meneliti masalah akidah. Gagasan ini diumumkan belum lama ini, yakni pada acara “Tasyakuran 10 tahun INSISTS” di Karangpandan Jawa Tengah pada 26 Januari 2013.
Bahrul Ulum, Kordinator Bidang Kajian dan Penelitian InPAS, menerangkan, keberadaan aliran-aliran menyimpang dari akidah merupakan tantangan internal dalam membangun peradaban Islam.
“Hasil penelitian MUI menyebutkan tidak kurang ada sekitar 10 aliran menyimpang di Indonesia. Belum yang berskala internasional seperti Inkar Sunnah, Syiah dan lainnya. Keberadaan aliran tersebut harus disikapi dengan serius,” ujar Bahrul belum lama ini.
Respon terhadap penyimpangan akidah merupakan bagian dari usaha membangun kembali peradaban Islam.
Dalam hal ini InPAS akan belajar dari para ulama dan tokoh Islam dahulu seperti Nidzam al-Muluk.
Nidzam al-Mulk, jelas Bahrul, merupakan salah satu tokoh yang memegang jabatan penting dalam Imperium Dinasti Saljuk yang berjasa besar dalam mengaantarkan kembali kejayaan peradaban Islam.
“Ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadapa aliran-aliran yang menyimpang dari akidah yang shahih,” terangnya.
Nidzam Mulk melawan penyebaran aliran Syiah Imamiyah, Ismailiyah dan Batiniyah melalui perang pemikiran. Ia membangun lembaga penelitian dan kajian dengan koleksi sekitar 10. 400 jild buku dalam berbagai disiplin ilmu.
Mengingat substansi peradaban Islam itu bersandar pada akidah dan akidah Islam menjadi fondasi bagi tata pikir, tata nilai dan seluruh kehidupan Muslim, maka InPAS akan berfokus kepada kajian yang esensial ini.
Fungsi lembaga kajian akidah ini, terang Bahrul, untuk mengontrol adanya penyelewangan pemikiran dan ilmu yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan Islam.
“Apalagi kerusakan ilmu saat ini banyak terjadi di lembaga pendidikan Islam yang diharapkan menjadi pusat pengkaderan dan pemimpin umat”, tegas pria asal Lumajang ini.
Selain akan mengoleksi buku-buku akidah dan aliran-aliran Islam, InPAS akan berusaha menggagas model studi akidah yang sesuai dengan worldview Islam.
“Perumusan framework studi akidah yang berasaskan worldview Islam menjadi harus segera direalisasikan,” pungkasnya.*