Hidayatullah.com–Hasil hitung cepat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 menempatkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapatkan perolehan suara signifikan. Hal itu terbilang mengejutkan sebab capain tersebut ternyata di luar perkiraan lembaga survei yang sebelumnya merilis bahwa pada Pemilu 2014 partai Islam akan tumbang.
Sekretaris Majelis Pakar Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Ahmad Yani, mengatakan, pihaknya bersyukur atas hasil Pileg yang berhasil melampau ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
Ia menegaskan, raihan PPP pada Pileg 2014 ini tidak lepas dari ekspektasi umat terhadap partai berlambang Ka’bah ini. Untuk itu, Yani mengajak semua elemen partainya untuk bersyukur dan mengeliminasi polemik internal yang tidak perlu.
“Sangat besar harapan umat terhadap partai ini. Kita harus bersyukur. Alhamdulillah, berkat dukungan umat PPP bisa mencapai parliamentary threshold ,” kata Ahmad Yani kepada Hidayatullah.com, Selasa (22/04/2014).
Sebagaimana hasil quick count versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan sejumlah lembaga serupa lainnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedikitnya meraih 7,08 persen suara dalam pemilu legislatif 2014 ini.
Yani menyatakan, pihaknya tak menafikan besarnya dukungan serta harapan umat terhadap partai besutan tokoh tokoh Islam masa lalu ini sehingga kemudian PPP dapat beroleh suara signifikan tanpa melupakan kerja keras dari mesin partai, yakni para caleg dan kader.
“Umat menaruh harapan besar kepada PPP untuk membawa perubahan yang lebih baik. Inilah yang harus disyukuri serta menjadi perhatian bersama. Maka untuk itu pendekatan non-formal harus kita lakukan,” tandas Yani.
Pernyataan Ahmad Yani tersebut masih mengait dengan polemik internal yang melanda PPP akhir-akhir ini. Seperti diberitakan sebelumnya, kisruh di PPP berawal saat Suryadharma Ali (SDA) sepihak menghadiri kampanye akbar Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam masa kampanye Pemilu Legislatif 2014 beberapa waktu lalu.
Tindakan Suryadharma Ali itu, yang dilanjutkan mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dianggap menyalahi hasil Mukernas PPP. Mukernas memutuskan akan menjalin komunikasi politik dengan delapan bakal capres yang ada. Dalam daftar delapan nama itu, tak ada nama Prabowo.
Sejumlah pengurus teras partai itu mengecam tindakan SDA yang dinilai menyalahi prosedur tersebut. Tak bergeming, SDA bahkan pada Jumat petang lalu mendeklarasikan koalisi dengan Partai Gerindra di DPP PPP dengan dihadiri langsung oleh Prabowo.*