Hidayatullah.com—Warung internet (Warnet) dan game online merupakan salah tempat yang menyebabkan anak malas dan rawan kejahatan seksual. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Aliansi Cinta Keluarga (AILA), Rita Soebagio.
“Saya prihatin juga dengan pemilik warnet dan game online terutama yang buka 24 jam. Tidak punya tanggungjawab moral,” tukasnya menceritakan keseharian melihat perilaku anak jalanan yang ditemuinya di bilangan Serpong, Tangerang Selatan.
Kegandrungan terhadap warnet dan game online telah membuat anak-anak malas sekolah dan ujungnya menjadi anak jalanan.
Kekhawatiran berikutnya, jika fenomena ini dibiarkan lebih lama lagi, anak-anak di bawah umur ini bisa menjadi sasaran penjahat seksual, termasuk para Pedofil.
Ia memperhatikan aktivitas anak-anak jalanan yang sering ditemuinya nongkrong di warnet atau game online selama ini.
“Di emperan toko, di seberang lokasi game online 24 jam. Kalau pagi sampai siang tidur di sana. Menjelang sore ngamen. Tengah malam nge-game sampai pagi.”
Dari hasil mengamen, anak-anak berumur 6-14 tahun itu mendapat Rp 20-30 ribu. Sebagian besar pendapatan sehari juga habis dipakai main game.
“Makan dari mana? Dari minta-minta, minta dari warung, minta dari mana-mana,”ungkapnya menirukan jawaban mereka.
Peran orangtua
Rita juga menyesali kondisi tersebut, di mana tak ada perhatian serius orangtua. Ia mempertanyakan kepedulian orangtua yang membiarkan anak mereka berada di jalanan.
“Orangtua juga abai. Kenapa anaknya tidak dicariin? Akhirnya dalam titik tertentu, anak mulai ketagihan game online. Akhirnya, sudah nggak bisa disuruh pulang. Sehingga ketika tidak dicariin, mereka di jalanan terus.”
Rita sekaligus menyebutkan kehadiran pusat persewaan game online sebagai salah satu pemicunya.
Melihat kondisi tersebut pengelola Yayasan Al Khansa ini berinisitiatif membangun rumah asuh untuk para anak jalanan itu agar mereka tidak lagi tidur di jalanan.
“Paling tidak, mereka meninggalkan jalanan. Kalau tetap mau cari uang dari jalanan dengan ngamen, setidaknya mereka mau tinggal di rumah singgah yang akan dibuat Al Khansa. Jadi, mungkin nanti kami cari rumah kontrakan untuk mereka,”ulas peneliti masalah sosial ini.*