Hidayatullah.com– Ketua Ikatan Jurnalis Lintas Media (IJLM), Riman Wahyudi, mendesak pemerintah segera menuntaskan bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.
“Kami juga meminta kepada pemerintah, kembalikan udara segar mereka (para korban bencana). Kembalikan matahari pagi mereka. Bekerja dengan nyata, tindak tegas pelaku pembakaran,” ujarnya kepada hidayatullah.com di sela-sela aksi Jurnalis Peduli Asap (JPA) di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (11/10/2015).
Ia mengatakan, beberapa anggota IJLM telah melakukan peliputan kabut asap, seperti di kawasan Riau. Mereka melaporkan, di antara yang dibutuhkan masyarakat Riau adalah pengadaan masker. Aksi Sejuta Masker pun mereka gelar di Jakarta.
“Tapi mau sampai kapan Aksi Sejuta Masker ini? Sampai kapan mereka (korban asap) mau pakai masker? Kalau perlu hari ini saja mereka memakai masker,” ujarnya.
Kata dia, pemerintah jangan cuma berpikir, sudah berapa korban terdampak asap yang meninggal maupun dirawat di rumah sakit.
“Tapi hitung, berapa korban lagi yang akan berjatuhan pada hari-hari (ke depan). Itu yang harus dipikirkan. Jangan pada hari ini saja,” tegasnya.
Puluhan anggota IJLM menggelar aksi JPA sebagai gerakan sosial mengingatkan pemerintah yang dinilai lamban menangani bencana asap [Baca: Peduli Asap, Puluhan Jurnalis Gelar Aksi Sejuta Masker]. Aksi ini juga menarik perhatian salah seorang artis, Sandy Andarusman.
Drumer PAS Band ini sempat berorasi. Ia mengatakan, dalam menangani bencana kabut asap, pemerintah sebaiknya tidak sekadar pencitraan.
Menurutnya, titik api pada lahan gambut tidak terjadi jika tidak ada orang-orang yang sengaja melakukan pembakaran hutan.
Ia pun mengajak segenap masyarakat untuk melakukan sesuatu demi tuntasnya bencana tersebut, seperti pengadaan masker dan oksigen. “Bukan cuma prihatin,” ujarnya.
Sementara itu, pemerintah mengaku telah berupaya sekuat tenaga dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.
“Saya sudah melihat baik prajurit dari TNI, Kepolisian, dan BNPB, saya lihat betul-betul sudah bekerja,” ujar Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Jumat (09/10/2015).
Presiden menjelaskan, upaya penanganan bencana asap ini terasa lama karena wilayah yang terbakar sangat luas, yakni 1,7 juta hektar. Apalagi, berlangsung di tengah terjadinya kekeringan El Nino, sehingga belum terjadi hujan, demikian dikutip setneg.go.id.*