Hidayatullah.com- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB), Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra menilai bahwa setahun pemerintahan Jokowi tidak banyak kemajuan yang dicapai oleh bangsa dan negara dan yang terjadi justru kemunduran di sana-sini.
“Utang luar negeri makin meningkat, taraf kesejahteraan rakyat menurun, jumlah orang miskin naik dari 16 juta menjadi 38 juta dalam setahun saja masa pemerintahan Jokowi ini,” kata Yusril kepada hidyatullah.com, usai konpers bertema “Setahun Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK” di Markas Besar PBB, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Jadi, menurut Yusril, sudah saatnya pemerintahan sekarang ini agar fokus menangani persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negara secara konseptual. Dan kemudian mengambil langkah-langkah yang nyata untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.
“Pak Presiden sudah cukuplah melakukan banyak pencitraan dan lain-lain. Itu boleh dilakukan tetapi jangan sampai digunakan sebagai fokus kegiatan sementara kegiatan utama yang menjadi tanggungjawab presiden justru tidak tersentuh sama sekali,” cetus Yusril.
Yusril menegaskan bahwa persoalan kemiskinan di Indonesia merupakan persoalan negara yang sangat serius, dan semestinya itu bisa diantisipasi dengan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN). Tetapi sayanganya penyusuanan RAPBN tidak mengambarkan upaya untuk segera mengatasi pelambatan ekonomi dan masalah kemiskinan.
“Apa yang dulu kita tahu, pak Jokowi pernah mengatakan bahwa subsidi minyak sengaja dihapuskan lalu uangnya dialihkan untuk infrastruktur. Tapi kenyataannya tidak ada infrastruktur dibiayai dari pengalihan subsidi BBM itu, dan infrastruktur ini malah dibiayai dengan pinjaman-pinjaman melulu,” ungkap Yusril menyayangkan sikap pemerintahan Jokowi.
“Kalau mengatakan setahun pemerintahan Pak Jokowi sudah membangun ribuan kilometer jalan tol, yah itu dibangun zaman SBY dan pak Jokowi ini tinggal ngresmiin doang. Sangat aneh yang terjadi sekarang ini,” demikian tandas Yusril menambahkan.*