Hidayatullah.com- Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan (Kemhan), Laksamana Pertama TNI M. Faisal mengatakan saat nenek moyang kita dahulu berperang melawan penjajah Belanda itu termasuk bela begara.
“Jadi, sebetulnya program bela negara sudah sejak dulu dilaksanakan, dan itu bukan suatu hal yang baru. Hanya saja sekarang ini perlu dilihat ancaman dan tantangannya. Kalau dulu musuhnya itu para penjajah yang ingin merebut negara Indonesia dengan senjata, tapi sekarang kekinian bukan penjajahan dengan senjata seperti dulu melainkan melalui ekonomi, budaya, ideologi dan lainnya,” jelas Faisal kepada awak hidayatullah.com, di ruang kerjanya Gedung Kemhan, Jalan Medan Merdeka Jakarta, belum lama ini.
Karena itu, menurut Faisal, cara untuk menghadapi penjajahan di berbagai bidang dalam rangka membela negara berbeda juga.
“Di bidang budaya jangan sampai produk batik diambil negara lain. Budaya batik itu harus kita bela dan pertahankan. Untuk menjaga batik bisa ditanamkan kepada warga negara untuk mencintai produk dalam negeri. Jangan melulu kebarat-baratan tetapi bagaimana kita mampu berpikir meningkatkan produk dalam negeri.”
Jadi, kata Faisal, program bela negara cakupannya luas, tidak hanya sebatas berpikir mengangkat senjata seperti zaman melawan penjajahan Belanda. “Inilah pemahaman yang sebenarnya ingin kita jelaskan kepada masyarakat terkait program bela negara,” demikian tandasnya.*