Hidayatullah.com–Puluhan aktivis yang terhimpun dalam Forum Islam (FIS) Jabar mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat. Kedatangan mereka mendesak agar MUI turut mendesak Polda Jabar segera menuntaskan kasus penodaan agama oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.
Inti kedatangan mereka ingin bersilaturahim dengan pengurus MUI Jabar sekaligus
Di hadapan Sekeretaris Umum (Sekum) MUI Jabar, Drs.Rafani Akhyar, rombongan yang dipimpin oleh koordintor FIS Jabar,Suryana Nurfatwa menjelaskan bahwa kedatangan mereka pada intinya meminta dukungan ulamat khususnya MUI Jabar untuk menuntaskan kasus penodaan agama yang dilakukan oleh Bupati Purwakarta,Dedi Mulyadi beberapa waktu lalu.
“Kasusnya sendiri sudah ditangani Polda Jabar namun sejauh pantauan kami perkembangannya seperti jalan ditempat atau malah berhenti,”ujarnya di Kantor MUI Jabar, Jum’at (21/04/2016). .
Suryana menambahkan selain terkait kasus penodaan agama khususnya terbitnya dua buah bukunya terkait budaya dan agama (Islam),Dedi Mulyadi juga disinyalir ada upaya “membentingi” diri dengan mengadu domba antara ulama dengan masyarakat. Ia memberi contoh kasus penolakannya kedatangan Ketua Umum FPI,Habib Rizieq di Purwakarta akhir tahun lalu saat hendak melakukan tabligh akbar.
“Dedi menghasut masyarakat Sunda agar membenci Habib Rizieq dan menolak kedatangannya di seluruh tanah Pasundan dengan dalih karena Habib Rizieq merusak budaya Sunda,”jelasnya.
Untuk itu FIS berharap melalui MUI agar bisa mendorong pihak kepolisian menuntaskan kasus-kasus tersebut agar tidak terulang kembali. Apalagi,sambung Suryana, ada wacana Dedi akan maju memimpin Jawa Barat dalam Pemilihan Gubernur beberapa tahun lagi. Menurutnya langkah tersebut perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan masyarakat khususnya umat Islam di Jawa Barat.
“Jadi Bupati saja sudah banyak masalah dengan kebijakannya yang menodai umat Islam,apalagi jika nanti jadi Gubernur bisa lebih berani lagi dia,”sambungnya.
Ia menambahkan Dedi Mulyadi juga terindikasikan sedang dan telah melakukan serangkaian kemusyrikan dan penistaan ajaran Islam yang dibungkus dengan budaya. Hal ini ditandai dengan banyaknya bangunan patung (pewayangan) di wilayah Purwakarta serta menganjurkan menyebut nama Prabu Siliwangi sebanyak tiga kali jika melewati tol Cipali.
MUI Jabar Akan Konfirmasi Polda Terkait Kasus Bupati Purwakarta
“Ini harus diusut tuntas dan dikenai sanksi hukum, sebelum yang bersangkutan maju menjadi Calon Gubernur,”pungkas.
Dalam kesempatan itu, Sekum) MUI Jabar, MUI membenarkan ada unsur penodaan agama khususnya Islam yang dilakukan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Ia memberi contoh seperti dalam bukunya Dedi menyatakan bahwa jika jadi presiden maka Ka’bah akan “dipinjam” (pindah) ke Purwakarta sehingga ongkos naik haji bisa murah bahkan gratis.
“Bagaimana mau dipindah,dulu Raja Abrahah saja langsung dihancurkan oleh Burung Ababil. Apa dia (Dedi, red) dan pengikutnya siapa mendapat azab?,”ujarnya.
Kepada anggota FIS, Rafani mengaku akan segera berkoordinasi sekaligus meminta klarifikasi ke Polda Jabar terkait hal ini.
Aktivis FIS terdiri dari beberapa elemen dan pergerakan dakwah seperti Front Umat Islam,Laskar Sabilillah,Aliansi Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Almanar), Gerakan Pagar Akidah (Gardah),Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas),Gerakan Muslim Penyelamat Akidah (Gempa) dan beberapa elemen lainnya.*