Hidayatullah.com — Setelah pada pertemuan sebelumnya tidak hadir akhirnya dengan difasilitasi Camat Buahbatu berhasil mempertemukan Ormas Islam dengan pihak Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Bandung Timur, Selasa (14/6/2016).
Pertemuan yang digelar di aula Kantor Kecamatan Buahbatu Jalan Cijawura Hilir Kota Bandung tersebut kembali mengagendakan klarifikasi oleh pihak GBKP terhadap pemberitaan adanya tindakan pemerasan oleh ormas keagamaan yang terjadi disejumlah gereja di Kota Bandung.
Dalam penyampaiannya Muhammad Roin dari Dewan Dakwah (DDII) Jabar selaku perwakilan ormas Islam menyampaikan bahwa kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan oleh GBKP untuk memberikan klarifikasi kebenaran berita tersebut. Roin kembali menegaskan bahwa pemberitaan yang bersumber dari GBKP tersebut telah menyudutkan dan merugikan ormas Islam khususnya di Kota Bandung.
“Dalam suasana Ramadhan yang sejuk dan damai ini kami dikejutkan dengan adanya berita yang sungguh tidak mengenakan dan secara psikologis dapat mengganggu kekusyukan kami beribadah,”ungkapnya.
Menurutnya berita tersebut bukan hanya tersebar di dalam negeri melainkan sampai dibaca kaum muslimin di luar negeri. Ia mengaku beberapa relasinya di Malaysia dan di Timur Tengah bahkan menghunginya secara langsung menanyakan kebenaran berita pemerasan tersebut.
“Yang malu bukan hanya kami yang berada di Bandung tetapi semua kaum muslimin di Indonesia. Jadi kami hadir disini ingin mendengar langsung penjelasan dari pihak GBKP atas kebenaran berita tersebut,”harapnya.
Menurutnya jika hal itu tidak benar maka berita tersebut adalah sebuah fitnah dan upaya adu domba antar ormas Islam.Untuk itu pihak GBKP harus meminta maaf kepada ummat Islam dengan menyatakan tertulis dan menyampaikannya di media massa. Namun jika berita tersebut benar adanya maka pihak GBKP harus berani mengunggap siapa oknum tersebut dan darimana ormasnya.
Sementara itu Ketua Gerakan Reformis Islam (GARIS) Kota Muhammad Dion mengaku sangat tersinggung dan tidak terima atas pemberitaan tersebut. Sebab,sambungnya, ormas yang dipimpinnya sangat jelas disebutkan dalam berita tersebut.
“Kami tegaskan bahwa tidak nama yang dimaksud dalam berita tersebut yang menjadi anggota GARIS. Jadi siapa yang dimaksud ormas tersebut,”tegasnya dengan nada tinggi.
GBKP Didesak Beri Penjelasan Terkait Isu Pemerasan oleh Ormas Keagamaan
Bahkan ia akan melakukan upaya hukum jika tidak ada penjelasan karena berita tersebut terdapat unsur pencemaran nama baik.
Hal senada juga disampaikan Asep Syarifudin selaku Ketua Aliansi Pergerakan Islam (API) Jabar yang menganggap pemberitaan tersebut sebagai upaya penggiringan opini publik bahwa ormas Islam khususnya di Kota Bandung telah berlaku nista dengan isu pemerasan terhadap gereja.
“Ini terkesan menyudutkan serta membangun citra buruk akan keberadaan ormas Islam. Jika tidak pejelasan maka akan terbangun stigma negatif terhadap aktivitas ormas Islam,”ujarnya.
Ia bahkan mempertanyakan jika benar pihak GBKP memberikan sejumlah uang kepada oknum yang mengaku dari ormas Islam agar kegiatannya terlindungi dan berjalan maka sejatinya patut dipertanyakan akan legalitas (IMB) gerejanya. Sebab, sambung Asep, jika pihak GBKP telah mengantongi aspek legalitas untuk apa mencari perlindungan kepada segelintir orang,padahal Negara telah menjamin keamanan dan kelancaran dalam menjalankan ibadat keagamaan.
“Isu ini berpotensi membuat hubungan antar umat beragama menjadi tidak kondusif padahal umat Islam sangat toleran maka jangan rusak sikap toleran kami dengan isu yang tidak benar ini,”tegasnya.
Mendapat desakan tersebut pihak GBKP yang diwakili Elieser Sembiring yang didampingi Tim Hukum dari LBH Kota Bandung menyamapaikan bahwa muncul berita tersebut juga mengganggu pihaknya. Bahkan ia mengaku secara tidak langsung GBKP juga menjadi korban berita negatif tersebut.
“Terus terang bapak-bapak sekalian kami juga tidak nyaman dan merasa menjadi korban, bukan hanya ormas Islam saja,”ungkapnya.
Elieser sendiri mengaku bahwa sumber berita tersebut bukan dari pihaknya melainkan dari anggota Komnas HAM yang sempat mendatanginya beberapa waktu lalu. Ia juga mengaku bahwa kehadiran Komnas HAM tersebut setelah sebelumnya menemui Wali Kota Bandung.
Untuk itu pihaknya menyatakan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar.
“Dengan ini saya mewakili GBKP menyatakan dan menegaskan bahwa berita tersebut tidak benar serta tidak benar ada pemerasan oleh ormas Islam kepada gereja khusus GBKP,”tegasnya.
Ia juga mengaku telah melayangkan surat keberatan atas pemberitaan tersebut kepada Komnas HAM dan pihak BBC Indonesia selaku media yang memberitakan isu tersebut. Untuk itu dengan adanya pertemuan dan klarifikasi tersebut pihak GBKP berharap persoalan dianggap selesai.
“Kami juga meminta maaf atas munculnya pemberitaan tersebut yang membuat ummat Islam tidak nyaman dan kita anggap persoalan ini selesai sampai disini,”pungkasnya.
Sebelum pertemuan selesai Muhammad Roin kembali meminta agar pernyataan tersebut dinyatakan dengan tulisan dan disampaikan kepada ormas Islam serta media. Hal tersebut sambung Roin sebagai bentuk kesungguhan. Pihak GBKP pun menyatakan akan segera dibuatkan.
Meski sempat terjadi ketegangan dengan adanya saling adu argumentasi kedua belah pihak,pertemuan yang dihadiri Camat,Kapolsek dan Danramil Buahbatu tersebut berakhir dengan kondusif yang ditandai saling berjabat tangan.*/Abu Luthfi Satrio