Hidayatullah.com—KH.E. Bahrul Hayat, MA kembali diamanahi untuk memimpin Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Provinsi Jawa Barat 2016 – 2021. Hal ini setelah peserta musyawarah wilayah (Muswil) menyepakati ulama kelahiran Tasikmalaya melanjutkan kepemimpinan untuk yang kedua kalinya.
Muswil yang mengusung tema “Menjawab Tantangan Jaman Dengan Dakwah“ sendiri di laksanakan di Wisma Anugerah Kota Bandung selama dua hari, Sabtu- Ahad (1-2 Oktober 2016).
Dalam sambutan pembukaan sekaligus pengarahan, Ketua Umum DDII Pusat, KH Drs.Muhammad Siddiq, MA menyampaikan bahwa saat ini dakwah Islam secara umum di seluruh dunia mengalami perkembangan yang menggembirakan. Hal ini salah satunya ditandai dengan banyak orang-orang yang menjadi Muslim.
“Meski kita akui ada beberapa orang yang murtad dari Islam namun jumlah lebih banyak orang yang memeluk Islam. Bukan rahasia lagi setiap tahun ribuan orang di Amerika maupun Eropa berpindah agama dan memilik Islam sebagai keyakinan,”ungkapnya dihadapan peserta.
Namun demikian ummat Islam juga perlu mewaspadai gerakan fitnah yang disebabkan perkembangan dakwah yang gemilang tersebut telah menimbulkan kecemburuan dikalangan non Muslim. KH. Siddiq menyebutkan di Amerika banyak tempat ibadah yang kosong ditinggal jemaatnya. Imbasnya karena tempat ibadah yang kosong tanpa jemaat sehingga gedung atau bangunan tersebut banyak yang dijual dan dibeli kaum Muslimin.
“Puncak dari kecemburuan tersebut adalah peristiwa runtuhnya gedung WTC sebagai bentuk fitnah besar kepada ummat Islam. Namun upaya tersebut tidak sepenuh berhasil sebab pasca tragedi 9/11 justru banyak orang Amerika yang tertarik mempelajari Islam lalu masuk menjadi Muslim,”jelasnya.
Demikian juga dengan kondisi di Indonesia dimana semarak dakwah bukan hanya berlangsung di wilayah perkotaan melainkan sudah sampai pelosok bahkan daerah terpencil atau pedalaman. Namun disadari bahwa dilapangan jumlah dai masih sangat sedikit jika dibanding dengan orang yang harus didakwahi.
“Untuk itulah kita telah menyiapkan kader-kader dakwah tersebut dalam membentuk Akademi Dakwah Indonesia (ADI) diberbagai daerah yang salah satu tujuanya untuk melahirkan dai yang professional dengan bekal keilmuan yang mewadahi,”jelasnya.
Sementara menyinggung tentang tantangan dakwah saat ini, Siddiq mengemukakan beberapa contoh seperti LGBT, korupsi, kemiskinan, dekadensi moral khususnya generasi muda dan muncul serta berkembangnya aliran sesat yang menyesatkan. Namun demikian Siddiq menyampaikan bahwa tantangan tersebut harus dihadapi dan dijawab bukan dihindari.
“Dakwah bukan hanya mengajak kepada kebaikan (amar ma’ruf) saja melain bagaimana mencegah bahkan memerangi kebathilan (nahi munkar) yang terkadang harus ditebus dengan harta dan jiwa,”ujarnya memberi semangat.
Untuk itulah dalam praktek dakwah di lapangan diperlukan kerja sama dengan semua elemen dakwah yang ada. Sebab, sambung Siddiq, lahan dan jumlah orang yang harus didakwahi sangat luas jika hanya diemban atau dipikul oleh sekelompok lembaga dakwa yang ada.
“Untuk itulah Dewan Dakwah siap bekerja sama dengan Ormas atau elemen yang lain untuk saling bersinergi, saling mendukung dan menguatkan bukan sebaliknya saling melemahkan,”pungkasnya.
Sementara itu dalam sambutan singkatnya Ketua DDII Jabar KH.Bahrul Hayat menyampaikan keterharuan dimana dalam usianya yang semakin sepuh masih dipercaya untuk memimpin ormas dakwah. Namun demikian menurutnya sebagai seorang Muslim amanah dakwah harus diterima yang bukan hanya amanah dari manusia melainkan amanah langsung dari Allah Subhanahu Wata’ala.
“Seorang Muslim yang tidak ambil bagian aktivitas dakwah bisa dikategorikan sebagai orang-orang yang rugi (khusr). Coba perhatikan Surat Al-‘Asr ,karena mereka tidak mengajak (berdakwah) dengan memberi nasihat kebenaran dan kesabaran,” ungkapnya.
Menurutnya urusan dakwah tidak ada kaitan dengan masalah usia namun boleh dikaitkan dengan masalah kesehatan. Ia menambahkan seorang Muslim yang nampak tua namun sehat dan enerjik maka ia wajib dakwah keluar luar rumah.
“Makanya anak-anak muda ini harus malu kepada para orang tua dalam urusan semangat dakwah. Kalian lah yang akan menjadi generasi penerus dakwah ini,”ujarnya memberi semangat.
Ulama kelahiran Tasikmalaya 65 tahun yang lalu ini juga mengingatkan tantangan dakwah kedepan semakin komplek dan beragam permasalahan dilapangan namun dengan bimbingan dari Allah, niat ikhlas dan saling bersinergi maka tantangan tersebut harus siap dihadapi.
“Dai jangan lari dari medan dakwah hanya karena tak sanggup menyelesaikan persoalan sendirian. Itulah makanya pentingnya kita menjalin ukhuwah dan saling mendukung bukan malah saling menelikung,” ia mengingatkan.
Acara Muswil yang dihadiri seluruh pengurus Dewan Dakwah yang ada di kota dan kabupaten di Jawa Barat.*/Abu Luthfi Satrio