Hidayatullah.com–Pimpinan gerakan Beli Indonesia, Heppy Trenggono mengatakan, berdasarkan pengalaman gerakan Beli Indoensia di banyak daerah, bahwa hal penting dalam kelangsungan ekonomi rakyat tidak saja soal faktor industri tetapi lebih bagaimana pasar yang menunjang.
Ia mencontohkan, banyaknya petani di daerah yang bangkrut dikarenakan harga hasil panen yang rendah disebabkan penentuan harga oleh pasar.
“Itulah yang disebut pasar, pasar yang menentukan,” ujar Heppy saat membuka acara Kongres dan Pameran Beli Indonesia di Gedung Semsco, Jakarta, Senin (03/10/2016).
Untuk itu, pria yang juga Ketua Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) ini meyakini, membangun ekonomi rakyat tidak diawali oleh industrinya, tetapi dengan membangun terlebih dahulu pasarnya.
Ia menyebut, sudah banyak juga pelatihan, pembinaan, dan pemberian modal yang diberikan berbagai pihak kepada pelaku usaha. Namun banyak dari pelaku usaha tersebut yang tenggelam usahanya.
“Kenapa mereka ini pada hilang, karena pasarnya tidak disiapkan juga,” katanya.
Untuk itu, sambung Heppy, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk membangun pasar, diantaranya dengan membeli produk buatan Indonesia.
“Tidak ada bangsa di dunia yang tidak membela produknya sendiri. Tapi membeli produk sendiri bukan persoalan mudah, ini soal pembangunan karakter,” jelasnya.
Bela Produk Anak Bangsa, Kongres āBeli Indonesiaā Digelar
Selanjutnya, kata dia, dengan membela bangsa Indonesia. Artinya adalah agar tidak anti Indonesia.
“Apa sih yang dibanggakan dari tas merk luar negeri misalnya. Dan produk kita juga bukan cuma kerajinan. Seolah buatan Indonesia itu hanya angklung, batik, dan yang unik lainnya,” tukasnya.
Heppy mengungkapkan, menurutnya, globalisasi bukan berarti sampai meninggalkan nasionalisme, termasuk soal membela produk bangsa sendiri.
Ia juga menambahkan, bahwa produk Indonesia tidak kalah saing dengan produk luar. Walaupun tidak semua barang mampu diproduksi oleh pelaku usaha dalam negeri, tetapi, kata dia, harus dimulai dari yang ada dan yang dimiliki saat ini.
“Kalau ada, ya pakai punya kita sendiri. Indonesia ini tidak dikondisikan untuk belain produknya sendiri. Itu masalahnya,” tandasnya.
“Oleh karena itu, gerakan Beli Indonesia ini gerakan moral, bukan profit oriented. Kita ingin melihat anak-anak Indonesia itu menjadi pelaku ekonomi di negerinya sendiri,” pungkas Heppy.*