Hidayatullah.com– Sudah dua pekan ini banjir melanda Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Informasi dihimpun hidayatullah.com pada Ahad (09/06/2019), banjir bandang merendam beberapa kecamatan di Konawe akibat meluapnya Sungai Konaweha karena intensitas hujan yang tinggi.
Dikabarkan sejumlah kampung tenggelam dan sebuah kampung “hilang” disapu banjir.
“Banjir dimana-mana di Sultra, banyak jembatan yang putus. Cuma yang paling parah di Konawe Utara,” ujar salah seorang warga Sultra, Ajrun, kepada hidayatullah.com, Ahad malam.
“Tadi siang 13 kampung tenggelam dan 1 kampung hilang,” sebutnya menambahkan.
Informasi tersebut juga menyebar di grup WhatsApp, Ahad tadi, beserta sejumlah foto dan video yang terlihat diambil dengan kamera drone. Tampak sebuah sungai yang airnya meluap, banjir bandang pun melanda pemukiman di sekitar jembatan penghubung dua provinsi, Sultra dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Desa Wonuamonapa, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, menjadi salah satu wilayah terdampak banjir karena adanya intensitas hujan yang tinggi. Warga menuturkan jika dampak banjir yang dialami di desa tersebut sudah terjadi selama kurang lebih dua pekan lamanya.
Banjir antara lain merendam Desa Laloika sejak dua pekan lalu, Kecamatan Pondidaha, Konawe. BPBD Konawe mencatat, jumlah rumah yang terendam hampir mencapai 1.000 unit, dengan jumlah pengungsi lebih 3.500 jiwa yang tersebar di beberapa titik musibah banjir, Antara melansir.
Terjangan banjir bandang merobohkan jembatan yang menghubungkan provinsi Sultra dengan Sulteng di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Ahad (09/06/2019).
Peristiwa amblasnya jembatan penghubung antarprovinsi itu membuat masyarakat di Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, Andowia, dan Wiwirano terisolasi.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut, Djasmiddin, kondisi air di sungai naik drastis sampai 10 meter hingga air masuk ke badan jembatan.
Sukrin, salah seorang warga Kecamatan Asera yang menjadi korban banjir merasa sedih. Sebab, anak dan keluarganya belum bisa dievakusi karena putusnya akses jembatan.
“Hanya bisa berdoa, semoga keluargaku baik-baik saja dan dalam perlindungan Allah. Kami juga berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas musibah ini,” ucapnya.*