Hidayatullah.com- Beberapa waktu yang lalu, Gerakan Pegawal Fatwa Nasional Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menggelar pertemuan forman dan legal dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
“Kita sudah silaturahmi dan membuka dialog dengan Menkopolhukam. Kami memberi gambaran yang komprehensif tentang apa itu aksi 212,” kata Ketua Dewan Pembina GNPF-MUI Habib Rizieq Shihab dalam Dzikir dan Tausyiah Nasional 112 di masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (11/02/2017).
Habib Rizieq menjelaskan kepada Wiranto bahwa, Aksi Bela Islam 212 bukan aksi untuk melakukan makar terhadap negara, atau menggulingkan pemerintahan yang resmi saat ini.
Bertemu GNPF, Wiranto Ingin Pemimpin DKI Berakhlakul Karimah
“Niatan kami hanya ingin menegakkan hukum. Penista Agama harus dihukum,” tegas Habib Rizieq.
Dari Aksi Bela Islam I, kata Habib Rizieq, sebenarnya pihak GNPF-MUI sudah mengajak pemerintah untuk berdialog dan berkomunikasi.
“Dari semula yang kita inginkan berdialog. Bukan demo, bukan juga aksi. Apalagi kekerasan atau anarkisme. Bukan!” tegas Habib Rizieq.
Habib Rizieq bersyukur Wiranto mau memahami apa yang disampaikan GNPF-MUI mengenai aksi Bela Islam 212 itu dalam pertemuan tersebut.
HRS: Jadi Energi Dahsyat, Kalau Pemimpin Merangkul Umat Islam dan Ulama
“Bahkan, beliau (Wiranto) menyampaikan satu komitmen yang luar biasa kepada kita semua; penegakkan hukum tanpa rekayasa,” papar Habib Rizieq disambut pekikakn takbir jamaah.
Wiranto, masih jelas Habib Rizieq, juga berkomitmen untuk bekerjasama dengan ulama untuk selalu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Nggak boleh dipecah belah oleh siapapun,” imbuh Habib Rizieq menegaskan.
Jika dialog-dialog pada pertemuan seperti itu terus dilanjutkan, menurut Habib Rizieq, musuh-musuh Islam yang saat ini tersembunyi dan mengadu domba umat Islam satu per satu akan menampakkan diri.
Habib Rizieq Sebut Ada Gerakan Siluman, Umat Islam Diminta tak Terprovokasi
“Musuh-musuh yang terus membakar umat Islam akan keluar dari sarangnya. Musuh-musuh yang memecah belah umat Islam akan keluar dari kandangnya. Dan ketika itu terjadi, maka kita akan tahu siapa yang harus diperangi,” beber Habib Rizieq.
Karena itu, Habib Rizieq meminta para ulama dan Habaib bisa menahan diri, dan tidak merugikan perjuangan umat Islam selama ini.
“Pada saat yang sama saya juga minta kepada pemerintah agar tidak melakukan langkah provokatif seperti mengkriminalisasi ulama maupun menfitnah ulama. Memproses para ulama di sana sini untuk dijadikan tersangka,” pesan Habib Rizieq.*