Hidayatullah.com– Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, berharap preseden buruk seperti kasus kematian Siyono setelah diculik Densus 88 tidak terulang kembali.
Hal itu ia sampaikan terkait kasus kematian Muhammad Jefri (MJ), salah seorang warga yang meninggal dunia di Indramayu, Jawa Barat, setelah diculik Densus 88, Rabu (07/02/2018) lalu.
Baca: Ketum Pemuda Muhammadiyah: Kasus Kematian Siyono belum Tuntas
Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah berharap Polri termasuk Densus 88, bersikap terbuka kepada publik dalam kasus ini. Sebab, Dahnil menemukan sinyal banyak kejanggalan terkait dengan kematian Muhammad Jefri.
Jangan sampai kata dia Polri/Densus 88 mengabaikan penegakan hukum yang beradab, dan terus mengulangi preseden buruk kematian Siyono di Klaten, Jawa Tengah. “Yang saya dan Pemuda Muhammadiyah tangani, 1,5 tahun yang lalu, karena peristiwa seperti ini bukan justru mengubur terorisme namun justru mereproduksi terorisme baru,” ungkap Dahnil kepada hidayatullah.com semalam, Selasa (14/02/2018).
Baca juga: Kematian Muhammad Jefri, Pemuda Muhammadiyah Desak Polisi Terbuka
Dahnil pun mendorong Densus 88 menjelaskan hasil autopsi terhadap Muhammad Jefri secara terbuka.
“Dan penting dilakukan autopsi yang lebih independen terkait sebab kematian MJ, apakah bener yang bersangkutan meninggal karena komplikasi penyakit seperti keterangan polisi, atau karena faktor yang lain, dan Densus 88 juga harus bisa menjawab, kenapa keluarga dilarang membuka kafan jenazah MJ pada saat diserahkan kepada keluarga,” tandasnya.*