Hidayatullah.com– Ketua Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia Rita Soebagio mengatakan, terkait misi organisasinya untuk memahamkan bahaya gerakan LGBT dan feminisme, AILA kerap disoroti media asing.
Termasuk, terangnya, kabar mengenai menghilangnya fanspage AILA Indonesia di laman media sosial Facebook.
“Sebetulnya untuk apa media asing menghubungi AILA Indonesia? Kan yang menghapus fanspage AILA Indonesia adalah pihak Facebook. Seharusnya media asing bertanya langsung kepada pihak Facebook,” ujar Rita kepada hidayatullah.com Jakarta, Senin (19/03/2018).
Meski demikian, AILA Indonesia, sambung Rita, terus berupaya menyadarkan dan membuka mata masyarakat bahwa bahaya LGBT dan feminisme sangat nyata. Serta bagaimana cara menanggulanginya.
Ia mengungkapkan, mulai awal 2018 ini AILA melakukan roadshow ke beberapa daerah seperti Malang, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Pandeglang untuk mensosialisasikan hasil kajian terbaru AILA tentang gerakan LGBT.
“Sebelum melakukan roadshow, kita melakukan survei terkait data di masing-masing daerah, terutama mengenai LGBT. Dari data tersebut ditarik kesimpulan bahwa fenomena LGBT ini ternyata sudah merambah ke seluruh wilayah Indonesia. Bahkan sampai ke daerah kecil sekalipun,” jelasnya.
Baca: Facebook Dinilai Tak Adil, AILA Beralih ke Medsos Buatan dalam Negeri
Karenanya, Rita menegaskan, pihaknya akan terus mengajak dan menyampaikan bahaya dari gerakan yang dapat merusak generasi mendatang dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut.
Sebelumnya, media berbahasa Inggris The Jakarta Post pada medio Agustus 2016 menyebut AILA adalah kelompok ibu-ibu yang lebih berbahaya dari ormas Front Pembela Islam (FPI) yang dituding garis keras.*
Baca: Fanspage AILA Diblokir, Facebook Dinilai Merasa Terancam