Hidayatullah.com– Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, berbagi pemikiran dan pengalaman tentang demokrasi di Indonesia dan peran politisi serta partai politik Islam dalam mewarnai dinamika politik kenegaraan pada The International Forum for Islamist Parliamentarians (IFIP/Forum Internasional untuk Parlemen Islam) di Istanbul, Turki, Senin (05/11/2018) waktu setempat.
Jazuli mengatakan, sebagai negara Muslim terbesar, peran tokoh dan politisi Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman pergerakan kemerdekaan. Bahkan tokoh-tokoh Islam turut membentuk dasar dan konstitusi negara.
Hingga memasuki era demokrasi, terutama pasca reformasi tahun 1998, peran itu tak pernah surut bahkan semakin kuat, yaitu tentang bagaimana mengkontestasikan prinsip-prinsip Islam yang universal sehingga dapat diterima bahkan diadopsi sebagai undang-undang negara. Tentang prinsip kebaikan, keadilan, kesejahteraan, dan kemajuan.
“Politisi dan partai politik Islam harus mampu menghadirkan aktualisasi nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin. Tentu di dalamnya termasuk aspirasi umat Islam yang mayoritas di Indonesia untuk melindungi dan menjamin kebebasan memeluk agama Islam -sebagaimana kebebasan bagi pemeluk agama lain,” katanya sebagaimana dirilis kepada hidayatullah.com.
Ketua Fraksi PKS -yang menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia ini- juga mengangkat pentingnya solidaritas anggota parlemen Islam.
Forum seperti IFIP ini penting untuk menyamakan pemikiran dan langkah perjuangan untuk menghadirkan Islam yang rahmatan lil alamin bagi peradaban dunia.
“Dengan turut serta dalam mewujudkan peradaban dunia yang damai, berkeadilan, dan berkemajuan. Ikut menjaga ketertiban dan kemanan dunia. Melawan segala bentuk penjajahan, penindasan, dan ketidakadilan atas umat manusia seperti yang terjadi di Palestina dan Rohingnya. Dan, inilah jihad kita di pentas politik dunia,” tegas Jazuli.
Oleh karena itu, Anggota Komisi I DPR ini mengajak hadirin agar IFIP tidak berhenti hanya pada kegiatan bertukar pikiran, berbagi cerita dan inspirasi di negara masing-masing. Akan tetapi, lebih dari itu IFIP harus menunjukkan eksistensi dalam pergaulan internasional.
“Kita harus mampu menunjukkan eksistensi peran kita di pentas dunia. Kita berkiprah untuk memperjuangkan kehidupan dunia yang damai, berkeadilan, dan berkemajuan.
Untuk itu atas nama anggota parlemen Muslim harus aktif berdialog dengan komunitas internasional. Bermitra dan bekerja sama dengan organisasi internasional seperti PBB serta negara-negara adikuasa seperti AS, Rusia, Uni Eropa untuk menyampaikan pemikiran, gagasan, dan kolaborasi untuk dunia yang lebih baik,” pungkas Jazuli.*