Hidayatullah.com– Ormas Islam Persatuan Islam (PERSIS) mengatakan bahwa berdoa merupakan suatu ibadah. Salah seorang Dewan Hisbah PP Persis, Drs KH Uus M Ruhyat, menerangkan, beribadah kepada Allah harus sesuai kaifiyat atau tata cara yang sudah diatur dalam Al-Quran dan Hadits.
Hal itu disampaikannya merespons adanya kegiatan pembacaan doa ala umat non-Muslim yang diberlakukan di depan peserta upacara Hari Kesaktian Pancasila di kantor salah satu maskapai di Jakarta, Selasa (01/10/2019), yang notabenenya mayoritas Muslim. Kejadian itu disesalkan.
Terkait itu, Uus meminta para pemimpin dan pejabat di berbagai departemen bersikap adil dan proporsional. Sebab bersikap tawazzun atau berimbang adalah sikap yang diperlukan di negeri ini.
“Memang proporsional dan adil itu tidak sama. Tapi ciri pemimpin yang bijak bisa menempatkan apapun secara proposional. Kalau mayoritas yang banyak, seyogianya sadar menggunakan tata-cara yang diyakini mayoritas,“ ujarnya saat diminta tanggapan oleh hidayatullah.com, Kamis (03/10/2019).
Sebelumnya, Uus menjelaskan bahwa berdoa diperintahkan Allah Subhanahu Wata’ala dan akan dikabulkan doa orang tersebut tatkala ia memperkenankan seruan-Nya dan beriman kepada-Nya.
“Mafhum mukhalafah-nya, jika tidak beriman dan tidak memperkenankan seruan-Nya bagaimana mungkin dikabulkan doanya,” terangnya pada Rabu (02/10/2019) kutip website resmi Persis.or.id.
Kiai Uus pun tidak membenarkan adanya permohonan dan doa kepada selain Allah. Dalam upacara tersebut, diketahui, doa yang disampaikan ditujukan kepada Tuhan Bapak, dikuatkan oleh Roh kudus melalui Yesus Kristus -yang merupakan keyakinan agama non-Muslim, bukan berdoa kepada Allah semata.
“Hal ini merupakan penyimpangan Syirkudda’awat, penyimpangan aqidah yang diharamkan untuk diakuinya,” terang Uus.
Uus pun mengingatkan kepada umat Islam agar berdoa sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
“Doa-Nya ditujukan hanya kepada Allah semata, dengan tulus ikhlas kepada-Nya dan jangan menyekutukan dengan sesuatu apapun kepada-Nya,” ujarnya mengingatkan.
Sebelumnya viral di media sosial video upacara dengan pembacaan doa secara non-Muslim pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilakukan karyawan dan jajaran direksi perusahaan penerbangan milik pemerintah, Selasa (01/10/2019) lalu.
Terekam dalam video viral itu seorang karyawan wanita yang membaca doa secara non-Muslim. Terlihat pada video itu sejumlah wanita berjilbab yang mengikuti upacara. Video tersebut sontak saja menuai kontroversi dan perbincangan hangat di media sosial.*