Hidayatullah.com– Salah seorang dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Pekanbaru, Riau, Candra Jon Asmara mengatakan, mundurnya dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) sebagai dosen akan berpengaruh pada nama UIN Suska Riau.
Sebelumnya pengunduran UAS sebagai pegawai negeri sipil (PNS) UIN Suska telah dikonfirmasi oleh Kepala Biro Administrasi Umum Perencanaan Keuangan dan Kepegawaian UIN Suska, Dr Ahmad Supardi, diberitakan hidayatullah.com pada Selasa (15/10/2019).
Menurut Candra yang juga sahabat baik UAS, UIN Suska Riau akan kehilangan gaungnya di kancah nasional bahkan internasional atas pengunduran diri UAS sebagai PNS.
“Sebetulnya Abdul Somad ini kan dosen di Fakultas Ushuluddin, khususnya Ilmu Hadits. Jadi kalau seandainya Abdul Somad keluar dari UIN, maka otomatis gaung UIN di luar juga akan berkurang. Karena Abdul Somad ini ibaratnya seperti anak emasnya UIN Suska Riau,” ujar Candra saat ditemui di Pekanbaru, Rabu (16/10/2019) kutip INI-Net.
Keputusan UAS mengundurkan diri itu mengagetkan kalangan dosen dan mahasiwa UIN serta ulama Riau.
Candra bertutur, ketika seseorang berkunjung ke UIN Suska Riau, yang paling dicari adalah UAS.
“Saya pernah mendampingi seorang asesor yang berkunjung ke UIN Suska Riau ini dan yang pertama kali ditanyakan asesor dari Universitas Padjadjaran itu adalah ‘bisakah saya berfoto dengan Abdul Somad’,” tuturnya.
Ia menilai UAS merupakan salah satu ikon UIN Suska Riau. Sehingga, orang mengenal UIN Suska Riau karena keberadaan ulama asal Asahan, Sumatera Utara tersebut.
“Artinya ketika orang datang ke UIN pasti yang ditanya adalah Abdul Somad. Berarti Abdul Somad ini sudah menjadi ikon UIN Suska Riau. Jika Abdul Somad mengundurkan diri atau berhenti dari ASN, akan hilang lah gaung UIN di luar,” ujarnya.
Candra mengakui, UIN Suska terkenal karena UAS bukan hanya di tingkat nasional, tapi bahkan di tingkat internasional. Sebab ketika UAS menjadi narasumber, pasti akan dibacakan CV-nya sebagai dosen UIN Suska Riau. “Ini adalah aset UIN yang hilang,” ujarnya.
Sementara itu, sahabat UAS lainnya, Hendriyanto, yakin bahwa UAS telah mempertimbangkan keputusannya untuk mundur sebagai PNS di UIN Suska.
“Pasti sudah ada pertimbangan, dan itu adalah pilihan terbaiknya. Karena beliau ini tidak lagi berpikir dengan pikiran biasa, beliau menggunakan rasa dalam berpikir, jadi Insya Allah ini keputusan terbaiknya,” katanya.
Mengenai alasan UAS mengundurkan diri yang disebut karena kesibukannya dalam dakwah hingga waktu mengajarnya kurang, Candra menilai hal itu tergantung dari kebijakan UIN Suska Riau, terutama rektor.
“Beredar juga di kalangan kawan-kawan (dosen), beliau mengundurkan diri karena tidak bisa masuk mengajar. Kalau menurut saya bisa dibantu dengan kebijakan dari pihak UIN Suska. Kalau dia hanya bisa satu hari masuk, bisa dikumpulkan semua mahasiswanya dan dibuat seperti kuliah umum. Lalu kemudian bisa dilanjutkan oleh asisten dia. Jadi dia tetap terdaftar sebagai dosen,” ujarnya.
Sehingga, kata Candra, kalau alasannya cuma karena jarang masuk, bisa dicarikan solusi. Menurutnya hal itu tidak merugikan mahasiswa, sebab bisa ditunjuk asisten UAS untuk mengajar.
Baca: Ceramah Ustadz Somad Dibatalkan, MUI Kudus Ajak Kedepankan Ukhuwah
Sedangkan Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) area Riau, Zulhusni Domo, berharap UIN mengambil keputusan bijak terkait keinginan UAS mengundurkan diri.
“Bagaimana pun UAS itu adalah aset bagi UIN. Jika dia mundur maka akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi UIN di tengah masyarakat. Kita berharap pihak Rektorat arif menyikapi pengunduran diri UAS ini,” ujarnya.
Mahasiswa UIN Suska Riau turut sangat menyayangkan keputusan UAS mundur diri UIN Suska. “Kalau saya pribadi, sangat disayangkan ya. Karena UAS ini kan namanya sudah besar, petensial juga,” kata mantan Presiden Mahasiswa UIN Suska Riau, Yudi Utama Tarigan.
Yudi menilai, alasan pengunduran diri UAS karena kesibukan berdakwah tidak bisa diterima. Sebab, selama ini dia sibuk berdakwah tapi tetap juga sebagai dosen. Hingga saat ini katanya UIN Suska Riau masih membutuhkan UAS sebagai sosok panutan.
“UIN ini masih butuh UAS. Tapi apapun alasannya, kalau itu sudah menjadi keputusan beliau, kita sama-sama berdoa mudah-mudahan itu yang terbaik,” ujarnya.*