Hidayatullah.com- Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menanggapi tawaran kerja sama lembaga asing kepada Pemerintah Indonesia untuk menemukan obat atau metode pengobatan Covid-19.
Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini mengimbau Pemerintah lebih aktif mendorong lembaga penelitian dalam negeri untuk menemukan vaksin Covid-19.
Menurut Mulyanto kemampuan lembaga penelitian Indonesia juga sudah diakui dunia internasional.
Menurut Mulyanto, saat ini Pemerintah memang perlu membangun kerja sama Internasional untuk menanggulangi Covid-19. Namun upaya itu harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan beberapa aspek terkait.
“Sekarang ini Covid-19 bukan hanya sekedar isu kesehatan tapi sudah berkembang menjadi isu keamanan. Untuk itu Pemerintah perlu berhati-hati mengkaji berbagai konsekuensi dari kerja sama yang akan dilakukan.
Jangan sampai Indonesia terjebak dalam permainan spekulan internasional yang akan merugikan rakyat,” tegas Mulyanto dalam rilisnya di Serpong kepada media (30/04/2020).
Sebelumnya Bill Gates melalui Gates Foundation menawarkan fasilitas pendanaan kepada lembaga penelitian Indonesia untuk meneliti vaksin Covid-19. Sejumlah lembaga penelitian menyambut kesempatan ini.
Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti menyebut kerja sama yang ditawarkan Gates Foundation dapat mempercepat penemuan vaksin Covid-19. Namun mantan Menteri Kesehatan era Presiden SBY, Siti Fadilah Supari, mengimbau Pemerintah tidak melakukan kerja sama dengan Gates Foundation mengingat beberapa konsekuensi yang dapat merugikan Indonesia.
Masih kata Mulyanto, upaya Pemerintah menemukan vaksin atau obat Covid-19 dengan lembaga asing sebaiknya dilakukan secara selektif dan hati-hati. Jangan sampai niat baik untuk menanggulangi Covid-19 malah menimbulkan masalah baru, baik dari sisi keamanan, kesehatan maupun keuangan negara.
Pemerintah katanya harus melibatkan lembaga penelitian resmi untuk melakukan kajian secara terpadu dan komprehensif lebih dulu sebelum menjalin kerja sama.
Jangan sampai Indonesia masuk ke dalam perangkap permainan bisnis spekulan global yang memanfaatkan situasi darurat Covid-19.*