Hidayatullah.com- Grand Syeikh Al Azhar Mesir, Prof Dr Ahmad Muhammad At Thoyyib, menilai bahwa pandemi Covid-19 merupakan tanda-tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah.
“Sesungguhnya wabah ini bukanlah sebuah hukuman dari Allah sebagaimana anggapan sebagian orang. Akan tetapi kita dapat mengatakan bahwa musibah corona ini adalah tanda-tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah,” ujar Prof Ahmad At Thoyyib pada acara doa bersama tokoh-tokoh dan ulama serta internasional, Kamis (14/05/2020) yang digelar secara virtual dan disiarkan berbagai kanal televisi.
Prof At Thoyyib menjelaskan, sebagaimana semua kejadian bencana alam yang lainnya. Maka seluruh alam semesta dan makhluk hidup di dalamnya merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah.
Dengan itu, umat manusia diajak agar berpikir dan merenungi kembali apa yang telah diperbuat selama ini.
“Serta mengajak kita untuk kembali mengintrospeksi hubungan kita dengan Allah dan hubungan terhadap sesama manusia,” ujarnya berpesan.
Prof At Thoyyib tidak sependapat dengan pandangan sebagian orang yang menyatakan bahwa virus corona asal China itu merupakan hukuman dari Allah untuk sejumlah negara atau masyarakat tertentu.
“Ini adalah perkataan yang salah dan tidak dapat diterima,” sebutnya.
Alasannya, kata Prof At Thoyyib, wabah ini menimpa semua negeri dan penduduknya tanpa melihat agama, keyakinan, dan keimanannya.
Hal itu jelasnya sebagaimana kondisi umat Islam di zaman Khalifah Umar bin Khattab saat tertimpa wabah thaun dan amwas, yang menyebabkan banyak pembesar Sahabat Nabi wafat.
“Terlepas dari pandangan-pandangan teori konspirasi dan ramalan, sesungguhnya setelah pandemi ini berakhir, dunia saat ini dituntut untuk saling mengoreksi diri sendiri atas apa yang telah diperbuatnya,” ujarnya.
Prof At Thoyyib, menyatakan sangat disesalkan beberapa dekade belakangan, kekayaan sumber daya alam dunia dan energi para ilmuwan terkuras habis.
Menurut Prof At Thoyyib, semestinya sumber daya alam yang terkuras itu dikerahkan atau sebagian darinya diperuntukkan bagi kepentingan riset ilmiah, untuk pelayanan dan kemaslahatan kemanusiaan. Juga, untuk perbaikan kondisi fasilitas kesehatan yang bisa menolong dari berbagai macam penyakit di dunia.
Menurutnya, kalau semua itu dilakukan sungguh-sungguh, maka dunia tidak akan sampai pada keadaan yang seburuk saat ini. “Di mana para manusia menghadapi virus ini dalam keadaan tidak berdaya,” ujarnya.* (SKR)