Hidayatullah.com– Sebanyak 8 orang putra Indonesia dilibatkan Turki saat menemukan cadangan gas alam terbesar di Laut Hitam. Delapan anak bangsa Indonesia itu bekerja di Kapal Pengebor Minyak Turki, Fatih, dalam penemuan cadangan energi terbesar dalam sejarah Turki.
Menurut pengamat migas Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, para pekerja migas asal Indonesia memilih bekerja di luar negeri karena mendapatkan penghargaan lebih tinggi daripada di Indonesia.
“Di Indonesia mereka merasa diperlakukan sebagai warga kelas dua, tidak sesuai kepabilitasnya, baik di perusahaan migas nasional maupun perusahaan migas asing,” ujarnya dikutip Anadolu Agency (26/08/2020).
Maksudnya, walaupun kemampuan dan pengalaman pekerja migas Indonesia cukup tinggi, tapi penghargaan dan kompensasi yang mereka terima tak sebaik pekerja asing, bahkan di perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
Oleh karena itulah, mereka lebih suka bekerja dan mengadu nasib di perusahaan migas di luar negeri.
Fahmy menilai, kemampuan pekerja migas asal Indonesia di luar negeri memang dikenal cukup mumpuni, tak kalah dengan pekerja migas dari negara lain.
Selain di Turki, saat ini para profesional migas asal Indonesia di luar negeri banyak bekerja di perusahaan multinasional di Malaysia, Abu Dhabi, dan Amerika Serikat. “Kapabilitas mereka cukup baik, cukup bersaing, dan pengalaman mereka sudah pernah bekerja di beberapa perusahaan multinasional,” ujarnya.
Sedangkan menurut pengamat migas Ibrahim Hasyim, pekerja migas Indonesia di luar negeri pada umumnya pensiunan atau keluaran dari Pertamina dan mahasiswa yang lulus dari sekolah di luar negeri lalu langsung bekerja di perusahaan migas luar negeri.
“Berapa banyak jumlah, saya belum mengetahui datanya,” ujarnya dikutip Anadolu Agency.
Ibrahim menilai, keahlian di bidang migas yang banyak dicari perusahaan migas global yaitu terkait bagian upstream atau hulu, yakni pada kegiatan eksplorasi dan produksi. Selain itu pada bagian midstream atau bagian antara seperti transportasi, penyimpanan, dan pengolahan minyak.
“Saya masih ingat, kawan-kawan eks LNG Arun di Aceh banyak membantu proyek LNG di Timur Tengah,” sebutnya.
Baca: Turki Libatkan 8 Putra Indonesia dalam Penemuan Cadangan Gas Terbesar di Laut Hitam
Sebelumnya diberitakan hidayatullah.com, Turki turut melibatkan sebanyak 8 orang putra Indonesia saat menemukan cadangan gas alam terbesar di Laut Hitam. Delapan anak bangsa Indonesia itu bekerja di Kapal Pengebor Minyak Turki, Fatih, dalam penemuan cadangan energi terbesar dalam sejarah Turki.
Kapal Pengebor Fatih adalah kapal pengebor nasional Turki yang juga mempekerjakan tenaga ahli dari berbagai negara sahabat, salah satunya Indonesia.
“Tak banyak yang berpengalaman di bidang wireline drilling, itulah kenapa kami dipekerjakan di sini dan melatıh tenaga lokal,” ujar alumnus Teknik Fisika ITB, Beni Kusuma Atmaja, 30 tahun. Beni merupakan insinyur dalam wireline drilling, teknik pengeboran ultra-dalam yang efisien dalam ekstraksi dari massa bebatuan dan penemuan migas, sebagaimana keterangan resmi KJRI Istanbul diperoleh hidayatullah.com, Rabu (26/08/2020).
Selain Beni, putra Indonesia lainnya yang dilibatkan dalam misi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tersebut yaitu Randyka Komala (33), Master of Science University of Abredeen; Bahriansyah Hutabarat (41), Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Balikpapan; Rifani Hakim (43), STM Negeri Balikpapan; Dian Suluh Priambodo (33), D3 Teknik Instrumentasi dan Elektronika MIgas STT Migas Balikpapan; Hardiyan (42), D3 Politeknik Manufacture ITB Bandung; Indra Ari Wibowo (30), S1 Teknik Industri Mercubuana; Ravi Mudiatmoko (42), Politeknik Elektronika ITS Surabaya.
Mereka adalah tenaga ahli pengeboran Indonesia yang bekerja di Turkiye Petrolery Offshore Technology Center, anak perusahaan Turkiye Petroleri, perusahaan minyak pertama dan pemain penting dalam perekonomian Turki.
Baca: Turki Menemukan Cadangan Gas Alam di Laut Hitam Bersamaan dengan Ikrar Erdogan untuk Era Baru
Kapal Pengebor Fatih berlayar pada 29 Mei yang lalu dari Istanbul. Pada 20 Juli 2020, sebesar 320 miliar meter kubik cadangan gas alam ditemukan di sumur Tuna-1 sekitar 100 mil laut di pantai utara Turki di Laut Hitam.
Cadangan gas alam di sumur Tuna-1 yang kemudian diberi nama Ladang Gas Sakarya sesuai nama Provinsi Turki di dekat lokasi penemuan tersebut diharapkan dapat beroperasi dan siap digunakan untuk kebutuhan publik di tahun 2023, bersamaan dengan hari jadi Republik Turki ke-100.
Penemuan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada 21 Agustus 2020 sebagai salah satu capaian di tengah upaya Turki mengurangi ketergantungan energi dari negara lain dan nantinya menjadi salah satu eksportir energi di dunia. Tidak lupa, Presiden Erdogan memberikan selamat bagi para pejabat dan pekerja yang telah membantu tercapainya penemuan bersejarah ini.
Konsul Jenderal RI Istanbul Imam As’ari (25/08/2020) mengungkapkan, kontribusi 8 pemuda Indonesia itu tentunya patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terus berprestasi dan menuntut ilmu setinggi-tingginya.*